Senin, 31 Januari 2011

Bagi para pembaca yang tertarik dalam membuat atau mempelajari “Pompa Air Gravitasi” diwajibkan menghubungi secara langsung Bapak Ali Zainal Abidin M. Syarifudin melalui : zainaliabidin@yahoo.co.id . Bila membuat alat serupa tanpa sepengetahuan si pembuat, hal itu sudah menyalahi kode etik dunia riset.

“Pompa Air Gravitasi”

oleh : Ali Zainal Abidin Muhamad Syarifudin (Surabaya, 19 Februari 2008)

Dalam rangka mengupayakan adanya energi penggerak (alternatif) demi peningkatan perekonomian dan kehidupan masyarakat, dalam KONTEKNAS 2008 ini kami mencoba untuk mengangkat auatu alat yang dapat bekerja sendiri dan menjadi alat penggerak. Lebih jauh lagi, tujuan kami mengambil pembagasan tentang alat inijuga guna menindaklanjuti keprihatinan banyak kalangan terhadap pemanasan global yang salah satunya diakibatkan oleh pemakaian bahan bakar untuk keperluan energi.
Alat yang kami tersebut kami beri nama “Pompa Air Grafitasi” berawal dari peristiwa naiknya air dalam suatu selang atau pipa berkatup yang digerakkan secara vertikal. Seiring berganti waktu, kami berudaha mengkajinya langkah demi langkah dengan apa yang bisa dipahami dari berbagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan konsep alat tersebut, yang akhirnya terbentuk sebuah kesatuan sistem kerja yang dapat bekerja sendiri.
Ucapan terima kasih kami kepada semua yang telah membantu hingga ini semua terwujud, baik dalam bentuk materi maupun non materi, semoga mendapat balasan yang lebih baik. jazakumullah khoiran katsiron. Juga tidak lupa kami mohon maaf jika dalam penulisan, ungkapan, dan pengkajian alat ini terdapat kesalahan, mudah-mudahan bisa menjasi pelajaran dan bisa diperbaiki di kemudian waktu.
Besar harapan penyusun, semoga usaha kita memecahkan persoalan krisis energi dan kerusakan lingkungan di negeri tercinta ini berhasil. Pembangunan bisa terus berlangsung seiring dengan taufiq, hidayah, mau’nah dan ridho Allah SWT. Amien

Uraian ringkas inovasi
Pemanfaatan energi grafitasi untuk penggerakan alat seperti pembangkit dan lain sebagainya, baru bisa dilakukan di tempat-tenpat yang tersedia banyak air. Karena selama ini, untuk memanfaatkan energi grafitasi dibutuhkan air yang tidak sedikit jumlahnya, sehingga energi alam yang dapat digunakan secara cuma-cuma ini belum bisa mengurangi pemakaian bahan bakar Fosil yang kian naik harganya, kian berkurang persediannya dan kian merusak lingkungan.
Oleh karena itu, alat pompa air yang dapat bergerak sendiri dan tidak membutuhkan banyak air ini sekiranya bisa dimanfaatkan agar tidak terjadi hal seperti di atas. Dengan sistem siklus dalam penggunaan air yang ada padanya, alat ini mempunyai banyak peluang untuk terus dikembangkan dan dimanfaatkan diberbagai tempat dan untuk menjadi alat penggerak pengganti alat yang kerja tergantung pada listrik dan BBM.
Kekurangan alat ini mungkin membutuhkan sedikit banyak ruang dan memunyai massa yang tidak segikit. Namun, hal itu masih bisa disiasati. Yakni dengan dengan menerapkannya untuk sekala besar seperti untuk keperluan pembangkit listrik, penggerak perahu, pemompa air di tempat yang memerlukan air yang tidak sedikit seperti untuk memenuhi kebutuhan air di masjid-masjid, pengairan taman, pertanian dan lain sebagainya. Sehingga dengan penggunaan alat ini dalam kehidupan dapat menghemat penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui dan mahal.



Abstrak inovasi


Alat ini bermula dari sebuah pipa berkatup yang jika digerakan dengan cepat secara vertikal akan mengangkat air hingga keluar dari ujung bagian atasnya. Pipa yang dipakai pada alat ini lebih dari satu, dan masing masing pipa dipasang pada satu engkol. Pemasangan pipa-pipa ini dibuat saling seimbang antara satu dengan lainnya agar penggerakkannya lebih ringan.
Air yang keluar dari pipa yang digerakkan tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan pipa kembali dengan cara mengalirkannya ke sebuah kincir berwadah. Kincir tersebut dipasangi gir yang diameternya lebih kecil dari diameternya, namun lebih besar dari gir engkol pipa-pipa. Dan untuk menghubungkan kedua gir tersebut digunakan rantai sepeda (lih.gambar pada lampiran).

Pendahuluan


Grafitasi bumi merupakan salah satu dari sekian banyak energi di alam. Energi mudah didapat karena setiap benda di muka bumi memiliki potensil daya grafitasi ini. Termasuk benda cair seperti air. Seiring dengan berkembangnya kehidupan, berbagai macam cara telah dilakukan untuk pemanfaatan energi ini. Seperti dengan membangun turbin atau kincir air pada tempat bergeraknya aliran air yang dipengaruhi oleh adanya gaya grafitasi tersebut.
Namun, kenyataan ada, energi yang murah ini masih belum banyak digunakan secara luas dalam kehidupan, mengingat pemanfatannya kurang praktis, membutuhkan banyak air (jika pemanfaatannya menggunakan kincir air atau turbin), dan membutuhkan tidak sedikit biaya dan waktu untuk membuatnya. Melihat kenyatan tersebut, kami terdorong untuk mengangkat suatu alat yang memiliki sistem yang dapat membuatnya bergerak sendiri. Alat tersebut berupa pompa air yang juga memanfaatkan energi.grafitasi bumi.

Bagian-bagian alat


Secara general, alat ini terdiri dari beberapa bagian :
1) Pipa-pipa yang diberi katup
2) Engkol untuk menggerakkan pipa-pipa
3) Kincir yang dibuat berwadah pada ujung jari-jarinya (lih. Gambar 1 )

Sistematika kerja


Alat ini dapat bekerja tanpa menggunakan BBM dan listrik. Hal yang membuatnya demikian ialah karena sistem penggerakan pipa-pipa berkatup menggunakan engkol, dan pipa-pipa tersebut dipasang pada setiap ujung lengan engkol saling berkeseimbangan.
Untuk sistem kerja secara keseluruhan ialah sebagai berikut :
1. Engkol-engkol diputar dengan suatu kecepatan
2. Ujung-ujung engkol yang dipasangi Pipa-pipa berkatup ikut bergerak sehingga pipa-piap tersebut bergerak ke atas dan ke bawah (secara vertikal)
3. Ketika pipa bergerak ke atas, air di dalamnya ikut bergerak ke atas dengan adanya katup yang menutup manakala air akan bergerak kembali ke bawah
4. Saat ujung lengan engkol telah melewati titik tertinggi pipa kembali bergerak ke bawah, dan air di dalamnya tidak selalu bergerak bersamaan dengan pipa. Ini dikarenakan katup tersebut terbuka oleh gerak pipa yang melawan arah gerak air di dalamnya.
5.Air di dalam pipa yang terus bergerak ke atas keluar dan dialirkan ke wadah kincir sehingga kincir tersebut berputar
6.Putaran kincir yang disebabkan oleh air tersebut digunakan kembali untuk memutar engkol-engkol. Dengan memasang gir pada pada kincir dan memakai rantai untuk menghubungkannya ke gir engkol. Sehingga, jika asas keseimbangan yang dipakai pada engkol tidak banyak mempengaruhi beratnya pemutarnnya, maka jika engkol dan pipa tersebut ditambah, air yang dihasilkannya akan semakin banyak, kincir akan terus berputar dan gaya lebih yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan untuk memutar alat lain.

Cara menambah kinerja alat

Untuk memperbaesar gaya yang dihasilkan ada banyak cara, antara lain:
1.Dengan memperbesar perbandingan antara diameter kincir dengan gir(rantai)nya agar efek berat air pada girnya lebih besar , dan antara panjang lengan engkol dengan jari-jari girnya sehingga hikum keuntungan mekanik dapat dimanfaatkan
2.Dengan memperbesar volume wadah-wadah kincir.
3.Memperbanyak pipa dan memasangnya pada setiap engkol-engkol dengan posisi saling berlawanan arah sudut.
4.Memperkecil kemungkinan terjadinya gesekan pada setiap persendian gerak alat.

Kegunaan alat:
1.Alat ini bisa dimanfaatkan untuk memompa air (memindahkannya ke permukaan yang lebih tinggi) di tempat-tempat yang memerlukan air yang tidak sedikit seperti di masjid-masjid, kolam taman, dan pertanian. Sehingga pada akhirnya dapat menghemat pengeluaran, biaya produksi, dan sekaligus dapat memperkecil beban penggunaan listrik dan BBM
2.Bagi mereka yang tinggal atau bekerja jauh di pedalaman, sistem alat ini selain bisa memompa air, juga bisa untuk penggerakkan untuk keperluan mereka seperti untuk generator pembangkit listrik, penggiling padi, dan lain sebagainya.
3.Dalam upaya memulihkan naiknya berbagai kebutuhan, salah satu langkah yang bisa dilakukan ialah dengan cara menghemat, menekan biaya produksi.

Penutup

Dengan adanya alat ini semoga bisa membantu menekan biaya produksi agar aktivitas perekonomian tidak lesu dan pembangunan indonesia dapat terus dilakukan diberbagai sektor kehidupan. Karena selama ini, kehadiran kerisis ekonomi yang melanda negara berkembang ini telah menghambat perkembangan indonesia dan kehidupan masyarakatnya
Bagi para pembaca yang tertarik dalam membuat atau mempelajari “Pompa Air Gravitasi” diwajibkan menghubungi secara langsung Bapak Ali Zainal Abidin M. Syarifudin melalui : zainaliabidin@yahoo.co.id . Bila membuat alat serupa tanpa sepengetahuan si pembuat, hal itu sudah menyalahi kode etik dunia riset.

“Pompa Air Gravitasi”

oleh : Ali Zainal Abidin Muhamad Syarifudin (Surabaya, 19 Februari 2008)

Dalam rangka mengupayakan adanya energi penggerak (alternatif) demi peningkatan perekonomian dan kehidupan masyarakat, dalam KONTEKNAS 2008 ini kami mencoba untuk mengangkat auatu alat yang dapat bekerja sendiri dan menjadi alat penggerak. Lebih jauh lagi, tujuan kami mengambil pembagasan tentang alat inijuga guna menindaklanjuti keprihatinan banyak kalangan terhadap pemanasan global yang salah satunya diakibatkan oleh pemakaian bahan bakar untuk keperluan energi.
Alat yang kami tersebut kami beri nama “Pompa Air Grafitasi” berawal dari peristiwa naiknya air dalam suatu selang atau pipa berkatup yang digerakkan secara vertikal. Seiring berganti waktu, kami berudaha mengkajinya langkah demi langkah dengan apa yang bisa dipahami dari berbagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan konsep alat tersebut, yang akhirnya terbentuk sebuah kesatuan sistem kerja yang dapat bekerja sendiri.
Ucapan terima kasih kami kepada semua yang telah membantu hingga ini semua terwujud, baik dalam bentuk materi maupun non materi, semoga mendapat balasan yang lebih baik. jazakumullah khoiran katsiron. Juga tidak lupa kami mohon maaf jika dalam penulisan, ungkapan, dan pengkajian alat ini terdapat kesalahan, mudah-mudahan bisa menjasi pelajaran dan bisa diperbaiki di kemudian waktu.
Besar harapan penyusun, semoga usaha kita memecahkan persoalan krisis energi dan kerusakan lingkungan di negeri tercinta ini berhasil. Pembangunan bisa terus berlangsung seiring dengan taufiq, hidayah, mau’nah dan ridho Allah SWT. Amien

Uraian ringkas inovasi
Pemanfaatan energi grafitasi untuk penggerakan alat seperti pembangkit dan lain sebagainya, baru bisa dilakukan di tempat-tenpat yang tersedia banyak air. Karena selama ini, untuk memanfaatkan energi grafitasi dibutuhkan air yang tidak sedikit jumlahnya, sehingga energi alam yang dapat digunakan secara cuma-cuma ini belum bisa mengurangi pemakaian bahan bakar Fosil yang kian naik harganya, kian berkurang persediannya dan kian merusak lingkungan.
Oleh karena itu, alat pompa air yang dapat bergerak sendiri dan tidak membutuhkan banyak air ini sekiranya bisa dimanfaatkan agar tidak terjadi hal seperti di atas. Dengan sistem siklus dalam penggunaan air yang ada padanya, alat ini mempunyai banyak peluang untuk terus dikembangkan dan dimanfaatkan diberbagai tempat dan untuk menjadi alat penggerak pengganti alat yang kerja tergantung pada listrik dan BBM.
Kekurangan alat ini mungkin membutuhkan sedikit banyak ruang dan memunyai massa yang tidak segikit. Namun, hal itu masih bisa disiasati. Yakni dengan dengan menerapkannya untuk sekala besar seperti untuk keperluan pembangkit listrik, penggerak perahu, pemompa air di tempat yang memerlukan air yang tidak sedikit seperti untuk memenuhi kebutuhan air di masjid-masjid, pengairan taman, pertanian dan lain sebagainya. Sehingga dengan penggunaan alat ini dalam kehidupan dapat menghemat penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui dan mahal.



Abstrak inovasi


Alat ini bermula dari sebuah pipa berkatup yang jika digerakan dengan cepat secara vertikal akan mengangkat air hingga keluar dari ujung bagian atasnya. Pipa yang dipakai pada alat ini lebih dari satu, dan masing masing pipa dipasang pada satu engkol. Pemasangan pipa-pipa ini dibuat saling seimbang antara satu dengan lainnya agar penggerakkannya lebih ringan.
Air yang keluar dari pipa yang digerakkan tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan pipa kembali dengan cara mengalirkannya ke sebuah kincir berwadah. Kincir tersebut dipasangi gir yang diameternya lebih kecil dari diameternya, namun lebih besar dari gir engkol pipa-pipa. Dan untuk menghubungkan kedua gir tersebut digunakan rantai sepeda (lih.gambar pada lampiran).

Pendahuluan


Grafitasi bumi merupakan salah satu dari sekian banyak energi di alam. Energi mudah didapat karena setiap benda di muka bumi memiliki potensil daya grafitasi ini. Termasuk benda cair seperti air. Seiring dengan berkembangnya kehidupan, berbagai macam cara telah dilakukan untuk pemanfaatan energi ini. Seperti dengan membangun turbin atau kincir air pada tempat bergeraknya aliran air yang dipengaruhi oleh adanya gaya grafitasi tersebut.
Namun, kenyataan ada, energi yang murah ini masih belum banyak digunakan secara luas dalam kehidupan, mengingat pemanfatannya kurang praktis, membutuhkan banyak air (jika pemanfaatannya menggunakan kincir air atau turbin), dan membutuhkan tidak sedikit biaya dan waktu untuk membuatnya. Melihat kenyatan tersebut, kami terdorong untuk mengangkat suatu alat yang memiliki sistem yang dapat membuatnya bergerak sendiri. Alat tersebut berupa pompa air yang juga memanfaatkan energi.grafitasi bumi.

Bagian-bagian alat


Secara general, alat ini terdiri dari beberapa bagian :
1) Pipa-pipa yang diberi katup
2) Engkol untuk menggerakkan pipa-pipa
3) Kincir yang dibuat berwadah pada ujung jari-jarinya (lih. Gambar 1 )

Sistematika kerja


Alat ini dapat bekerja tanpa menggunakan BBM dan listrik. Hal yang membuatnya demikian ialah karena sistem penggerakan pipa-pipa berkatup menggunakan engkol, dan pipa-pipa tersebut dipasang pada setiap ujung lengan engkol saling berkeseimbangan.
Untuk sistem kerja secara keseluruhan ialah sebagai berikut :
1. Engkol-engkol diputar dengan suatu kecepatan
2. Ujung-ujung engkol yang dipasangi Pipa-pipa berkatup ikut bergerak sehingga pipa-piap tersebut bergerak ke atas dan ke bawah (secara vertikal)
3. Ketika pipa bergerak ke atas, air di dalamnya ikut bergerak ke atas dengan adanya katup yang menutup manakala air akan bergerak kembali ke bawah
4. Saat ujung lengan engkol telah melewati titik tertinggi pipa kembali bergerak ke bawah, dan air di dalamnya tidak selalu bergerak bersamaan dengan pipa. Ini dikarenakan katup tersebut terbuka oleh gerak pipa yang melawan arah gerak air di dalamnya.
5.Air di dalam pipa yang terus bergerak ke atas keluar dan dialirkan ke wadah kincir sehingga kincir tersebut berputar
6.Putaran kincir yang disebabkan oleh air tersebut digunakan kembali untuk memutar engkol-engkol. Dengan memasang gir pada pada kincir dan memakai rantai untuk menghubungkannya ke gir engkol. Sehingga, jika asas keseimbangan yang dipakai pada engkol tidak banyak mempengaruhi beratnya pemutarnnya, maka jika engkol dan pipa tersebut ditambah, air yang dihasilkannya akan semakin banyak, kincir akan terus berputar dan gaya lebih yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan untuk memutar alat lain.

Cara menambah kinerja alat

Untuk memperbaesar gaya yang dihasilkan ada banyak cara, antara lain:
1.Dengan memperbesar perbandingan antara diameter kincir dengan gir(rantai)nya agar efek berat air pada girnya lebih besar , dan antara panjang lengan engkol dengan jari-jari girnya sehingga hikum keuntungan mekanik dapat dimanfaatkan
2.Dengan memperbesar volume wadah-wadah kincir.
3.Memperbanyak pipa dan memasangnya pada setiap engkol-engkol dengan posisi saling berlawanan arah sudut.
4.Memperkecil kemungkinan terjadinya gesekan pada setiap persendian gerak alat.

Kegunaan alat:
1.Alat ini bisa dimanfaatkan untuk memompa air (memindahkannya ke permukaan yang lebih tinggi) di tempat-tempat yang memerlukan air yang tidak sedikit seperti di masjid-masjid, kolam taman, dan pertanian. Sehingga pada akhirnya dapat menghemat pengeluaran, biaya produksi, dan sekaligus dapat memperkecil beban penggunaan listrik dan BBM
2.Bagi mereka yang tinggal atau bekerja jauh di pedalaman, sistem alat ini selain bisa memompa air, juga bisa untuk penggerakkan untuk keperluan mereka seperti untuk generator pembangkit listrik, penggiling padi, dan lain sebagainya.
3.Dalam upaya memulihkan naiknya berbagai kebutuhan, salah satu langkah yang bisa dilakukan ialah dengan cara menghemat, menekan biaya produksi.

Penutup

Dengan adanya alat ini semoga bisa membantu menekan biaya produksi agar aktivitas perekonomian tidak lesu dan pembangunan indonesia dapat terus dilakukan diberbagai sektor kehidupan. Karena selama ini, kehadiran kerisis ekonomi yang melanda negara berkembang ini telah menghambat perkembangan indonesia dan kehidupan masyarakatnya
Bagi para pembaca yang tertarik dalam membuat atau mempelajari “Pompa Air Gravitasi” diwajibkan menghubungi secara langsung Bapak Ali Zainal Abidin M. Syarifudin melalui : zainaliabidin@yahoo.co.id . Bila membuat alat serupa tanpa sepengetahuan si pembuat, hal itu sudah menyalahi kode etik dunia riset.

“Pompa Air Gravitasi”

oleh : Ali Zainal Abidin Muhamad Syarifudin (Surabaya, 19 Februari 2008)

Dalam rangka mengupayakan adanya energi penggerak (alternatif) demi peningkatan perekonomian dan kehidupan masyarakat, dalam KONTEKNAS 2008 ini kami mencoba untuk mengangkat auatu alat yang dapat bekerja sendiri dan menjadi alat penggerak. Lebih jauh lagi, tujuan kami mengambil pembagasan tentang alat inijuga guna menindaklanjuti keprihatinan banyak kalangan terhadap pemanasan global yang salah satunya diakibatkan oleh pemakaian bahan bakar untuk keperluan energi.
Alat yang kami tersebut kami beri nama “Pompa Air Grafitasi” berawal dari peristiwa naiknya air dalam suatu selang atau pipa berkatup yang digerakkan secara vertikal. Seiring berganti waktu, kami berudaha mengkajinya langkah demi langkah dengan apa yang bisa dipahami dari berbagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan konsep alat tersebut, yang akhirnya terbentuk sebuah kesatuan sistem kerja yang dapat bekerja sendiri.
Ucapan terima kasih kami kepada semua yang telah membantu hingga ini semua terwujud, baik dalam bentuk materi maupun non materi, semoga mendapat balasan yang lebih baik. jazakumullah khoiran katsiron. Juga tidak lupa kami mohon maaf jika dalam penulisan, ungkapan, dan pengkajian alat ini terdapat kesalahan, mudah-mudahan bisa menjasi pelajaran dan bisa diperbaiki di kemudian waktu.
Besar harapan penyusun, semoga usaha kita memecahkan persoalan krisis energi dan kerusakan lingkungan di negeri tercinta ini berhasil. Pembangunan bisa terus berlangsung seiring dengan taufiq, hidayah, mau’nah dan ridho Allah SWT. Amien

Uraian ringkas inovasi
Pemanfaatan energi grafitasi untuk penggerakan alat seperti pembangkit dan lain sebagainya, baru bisa dilakukan di tempat-tenpat yang tersedia banyak air. Karena selama ini, untuk memanfaatkan energi grafitasi dibutuhkan air yang tidak sedikit jumlahnya, sehingga energi alam yang dapat digunakan secara cuma-cuma ini belum bisa mengurangi pemakaian bahan bakar Fosil yang kian naik harganya, kian berkurang persediannya dan kian merusak lingkungan.
Oleh karena itu, alat pompa air yang dapat bergerak sendiri dan tidak membutuhkan banyak air ini sekiranya bisa dimanfaatkan agar tidak terjadi hal seperti di atas. Dengan sistem siklus dalam penggunaan air yang ada padanya, alat ini mempunyai banyak peluang untuk terus dikembangkan dan dimanfaatkan diberbagai tempat dan untuk menjadi alat penggerak pengganti alat yang kerja tergantung pada listrik dan BBM.
Kekurangan alat ini mungkin membutuhkan sedikit banyak ruang dan memunyai massa yang tidak segikit. Namun, hal itu masih bisa disiasati. Yakni dengan dengan menerapkannya untuk sekala besar seperti untuk keperluan pembangkit listrik, penggerak perahu, pemompa air di tempat yang memerlukan air yang tidak sedikit seperti untuk memenuhi kebutuhan air di masjid-masjid, pengairan taman, pertanian dan lain sebagainya. Sehingga dengan penggunaan alat ini dalam kehidupan dapat menghemat penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui dan mahal.



Abstrak inovasi


Alat ini bermula dari sebuah pipa berkatup yang jika digerakan dengan cepat secara vertikal akan mengangkat air hingga keluar dari ujung bagian atasnya. Pipa yang dipakai pada alat ini lebih dari satu, dan masing masing pipa dipasang pada satu engkol. Pemasangan pipa-pipa ini dibuat saling seimbang antara satu dengan lainnya agar penggerakkannya lebih ringan.
Air yang keluar dari pipa yang digerakkan tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan pipa kembali dengan cara mengalirkannya ke sebuah kincir berwadah. Kincir tersebut dipasangi gir yang diameternya lebih kecil dari diameternya, namun lebih besar dari gir engkol pipa-pipa. Dan untuk menghubungkan kedua gir tersebut digunakan rantai sepeda (lih.gambar pada lampiran).

Pendahuluan


Grafitasi bumi merupakan salah satu dari sekian banyak energi di alam. Energi mudah didapat karena setiap benda di muka bumi memiliki potensil daya grafitasi ini. Termasuk benda cair seperti air. Seiring dengan berkembangnya kehidupan, berbagai macam cara telah dilakukan untuk pemanfaatan energi ini. Seperti dengan membangun turbin atau kincir air pada tempat bergeraknya aliran air yang dipengaruhi oleh adanya gaya grafitasi tersebut.
Namun, kenyataan ada, energi yang murah ini masih belum banyak digunakan secara luas dalam kehidupan, mengingat pemanfatannya kurang praktis, membutuhkan banyak air (jika pemanfaatannya menggunakan kincir air atau turbin), dan membutuhkan tidak sedikit biaya dan waktu untuk membuatnya. Melihat kenyatan tersebut, kami terdorong untuk mengangkat suatu alat yang memiliki sistem yang dapat membuatnya bergerak sendiri. Alat tersebut berupa pompa air yang juga memanfaatkan energi.grafitasi bumi.

Bagian-bagian alat


Secara general, alat ini terdiri dari beberapa bagian :
1) Pipa-pipa yang diberi katup
2) Engkol untuk menggerakkan pipa-pipa
3) Kincir yang dibuat berwadah pada ujung jari-jarinya (lih. Gambar 1 )

Sistematika kerja


Alat ini dapat bekerja tanpa menggunakan BBM dan listrik. Hal yang membuatnya demikian ialah karena sistem penggerakan pipa-pipa berkatup menggunakan engkol, dan pipa-pipa tersebut dipasang pada setiap ujung lengan engkol saling berkeseimbangan.
Untuk sistem kerja secara keseluruhan ialah sebagai berikut :
1. Engkol-engkol diputar dengan suatu kecepatan
2. Ujung-ujung engkol yang dipasangi Pipa-pipa berkatup ikut bergerak sehingga pipa-piap tersebut bergerak ke atas dan ke bawah (secara vertikal)
3. Ketika pipa bergerak ke atas, air di dalamnya ikut bergerak ke atas dengan adanya katup yang menutup manakala air akan bergerak kembali ke bawah
4. Saat ujung lengan engkol telah melewati titik tertinggi pipa kembali bergerak ke bawah, dan air di dalamnya tidak selalu bergerak bersamaan dengan pipa. Ini dikarenakan katup tersebut terbuka oleh gerak pipa yang melawan arah gerak air di dalamnya.
5.Air di dalam pipa yang terus bergerak ke atas keluar dan dialirkan ke wadah kincir sehingga kincir tersebut berputar
6.Putaran kincir yang disebabkan oleh air tersebut digunakan kembali untuk memutar engkol-engkol. Dengan memasang gir pada pada kincir dan memakai rantai untuk menghubungkannya ke gir engkol. Sehingga, jika asas keseimbangan yang dipakai pada engkol tidak banyak mempengaruhi beratnya pemutarnnya, maka jika engkol dan pipa tersebut ditambah, air yang dihasilkannya akan semakin banyak, kincir akan terus berputar dan gaya lebih yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan untuk memutar alat lain.

Cara menambah kinerja alat

Untuk memperbaesar gaya yang dihasilkan ada banyak cara, antara lain:
1.Dengan memperbesar perbandingan antara diameter kincir dengan gir(rantai)nya agar efek berat air pada girnya lebih besar , dan antara panjang lengan engkol dengan jari-jari girnya sehingga hikum keuntungan mekanik dapat dimanfaatkan
2.Dengan memperbesar volume wadah-wadah kincir.
3.Memperbanyak pipa dan memasangnya pada setiap engkol-engkol dengan posisi saling berlawanan arah sudut.
4.Memperkecil kemungkinan terjadinya gesekan pada setiap persendian gerak alat.

Kegunaan alat:
1.Alat ini bisa dimanfaatkan untuk memompa air (memindahkannya ke permukaan yang lebih tinggi) di tempat-tempat yang memerlukan air yang tidak sedikit seperti di masjid-masjid, kolam taman, dan pertanian. Sehingga pada akhirnya dapat menghemat pengeluaran, biaya produksi, dan sekaligus dapat memperkecil beban penggunaan listrik dan BBM
2.Bagi mereka yang tinggal atau bekerja jauh di pedalaman, sistem alat ini selain bisa memompa air, juga bisa untuk penggerakkan untuk keperluan mereka seperti untuk generator pembangkit listrik, penggiling padi, dan lain sebagainya.
3.Dalam upaya memulihkan naiknya berbagai kebutuhan, salah satu langkah yang bisa dilakukan ialah dengan cara menghemat, menekan biaya produksi.

Penutup

Dengan adanya alat ini semoga bisa membantu menekan biaya produksi agar aktivitas perekonomian tidak lesu dan pembangunan indonesia dapat terus dilakukan diberbagai sektor kehidupan. Karena selama ini, kehadiran kerisis ekonomi yang melanda negara berkembang ini telah menghambat perkembangan indonesia dan kehidupan masyarakatnya

Membuat Pompa Air Sederhana

Diaphragm type

diaphragma1 diaphragma2

Bahan utama pompa ini terbuat dari kayu dan karet, ditambah pengikat dari metal, ring, dan bantalan pada dua titik yang mudah aus. Ia terdiri dari ruang pemompaan yaitu kotak kayu yang kedap air yang dilapisi dengan dua katup karet. Diaphragm terbuat dari karet ban-dalam membentuk bagian atas ruang pemompaan yang lebih rendah. Sebuah engkol vertikal terikat ditengah diaphragm. Menggerakkan engkol pompa akan menambah atau mengurangi volume di kamar pemompaan karena dipengaruhi oleh kedua katup.

Dua atau tiga liter dari air dapat dipompa secara vertikal sejauh tiga sampai empat meter pada setiap kayuhan. Jika pompa itu dibuat lebih kecil, ia akan memompa sejumlah kecil air dengan jarak yang lebih jauh. Jika ia dibuat lebih besar, ia akan memompa sejumlah besar air dengan jarak yang lebih dekat.

Pompa ini dapat dioperasikan oleh satu atau dua orang, dan dapat disesuaikan dengan tenaga binatang atau angin. Perpipaan dengan bambu atau perpipaan dengan bahan yang murah dapat digunakan untuk mengalirkan air secara ekonomis untuk jarak-jarak yang pantas dipertimbangkan. Dua atau lebih pompa dapat disatukan berdampingan untuk mengangkat lebih banyak air per kayuhan, atau ditempatkan dari ujung ke ujung untuk menggerakkan air lebih jauh.

Pitcher type:

pitcher1 pitcher21

Pompa ini mampu mengangkat antara 8-10 galon/menit untuk 10-15 kaki pengisapan. Pengangkatan maksimum adalah sekitar 20 kaki. Beberapa pengelasan mungkin diperlukan, seperti juga penguliran pipa, tetapi proses konstruksi alternatif bisa disesuaikan dengan sumber daya dan ketrampilan yang tersedia.

Spangler type:

spangler1 spangler2 spangler3

Pompa ini sederhana, dapat diandalkan dan berbiaya rendah. Suatu pompa yang serupa pada gambar diatas sudah dikembangkan di Thailand dengan ongkos sekitar US$30 (Rp 300rb). Dapat mengaliri sekitar 5-15 galon/menit tergantung pada kedalaman air. Pompa ini dapat digunakan untuk irigasi dan juga untuk tujuan yang umum.

Pipa PVC ringan, tahan lama, mudah dikerjakan, dan relatif murah. Pompa dari PVC ini jauh lebih mudah dalam pembuatan, pemasangan, pemeliharaan, dan perbaikan dibanding pompa dari besi cor. Pompa PVC terutama cocok untuk penyediaan air masyarakat dan sebagai dasar untuk pabrik pembuatan skala kecil. Suku-cadang relatif mudah dan dapat dibuat oleh toko-toko atau pabrik-pabrik kecil dengan desain yang telah ditentukan.

Inertia type:

inertia1 inertia2

Hanya tiga bagian yang bergerak, pompa ini mudah dibuat dan dirawat. Rancangan pompa ini unik: seluruh pompa bergerak naik dan turun, bukan bagian dalam yang bergerak. Pompa ini dapat dibuat dari pelat logam, seperti yang digambarkan di sini, atau dari pipa PVC atau bambu, meski bambu itu mungkin tidak tahan lama.

Pompa ini efisien untuk mengangkat air dari jarak pendek, sampai ke maksimum sekitar 4 meter. Kapasitas pompa tergantung pada ukurannya dan seberapa cepat pompa itu dinaik-turunkan. Versi 8-cm akan mengangkat 75-114 liter/menit untuk jarak 4 meter. Versi 15-cm akan mengangkat 227-284 liter /menit untuk jarak 1 meter.

Archimedes type:

archimides-screw1 archimides-screw2

Ada banyak situasi di mana air untuk irigasi perlu untuk diangkat hanya pada jarak yang sangat pendek dari sungai atau saluran irigasi ke ladang-ladang. Untuk memenuhi hal ini, petani-petani di zaman lampau mengadaptasi suatu alat yang telah ditemukan oleh Archimedes. Alat itu adalah Archimedes srew, pompa berbentuk sekerup yang diatur di sekitar pusat poros engkol. Sekrup itu dapat dibuat dengan berbagai cara, dari tabung yang membungkus berkelanjutan di sekitar batang itu hingga kepada suatu rangkaian papan atau plat-plat yang berpilin saling silang di dalam suatu silinder. Tergantung pada desain, pompa ini dapat digunakan untuk tujuan-tujuan yang berbeda seperti pengangkatan air atau memuat biji-bijian.

sekrup Archimedes disini adalah suatu alat pengangkatan air.Terdiri dari suatu silinder terbuat dari kayu membungkus di sekeliling papan yang tersusun spiral dan saling overlap. Batang pusat terbuat dari pipa besi atau batang metal. Sekrup itu diputar dengan tangan, atau dapat dihubungkan dengan kincir angin. Pompa ini mampu mengangkat kira-kira 100 galon air/menit setinggi 18-20 inci. Pompa ini dapat dipindahkan dengan mudah dari satu ke tempat lain jika dibutuhkan. Pompa jenis ini masih digunakan sehari-hari oleh petani-petani Mesir sepanjang sungai Nil.

Animal driven type:

animal-driven animal-driven2

Pompa ini adalah yang paling rumit dan mahal dari yang tercakup di manual ini. Tetapi mempunyai potensi hasil akhir yang terbesar. Ongkos pembuatan pompa bergantung pada ketersediaan bahan-bahan yang tak terpakai dan dapat dikurangi biayanya dengan menggantikan bahan yang lebih murah dan sesuai yang tersedia di tempat itu misalnya dari kayu gergajian/rongsokan. Jika kayu gergajian/rongsokan tidak tersedia, batang kayu gelondongan dapat digunakan. Lengan torsi juga dapat dibuat dari galah bulat atau besi siku, tergantung pada bahan yang tersedia. Jika pompa itu ingin dipindahkan dari satu ke sumur yang lain garis tengah batang kayu itu harus dijaga antara 75-125 cm. Rangka dan pompa dapat dibawa tanpa banyak kesukaran. Atau, kumpulan pompa dapat ditarik oleh satu binatang dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

http://www.cd3wd.com/cd3wd_40/CD3WD/INDEX.HTM

.

Rampump 1:

hydraulic-pump-0 hydraulic-pump-1 hydraulic-pump-2 hydraulic-pump-4 hydraulic-pump-5 hydraulic-pump-6

Pompa ram ini terbuat dari sambungan pipa yang banyak dijual dan dua klep yang dimodifikasi, memerlukan hanya mesin bor dan perkakas tangan sederhana untuk membuatnya. Ia sudah diuji pada drive head dari 5-40 dan mampu mengalir hingga 70-head, atau 20 kali drive head. Ia mampu mengirim beberapa ribu liter per hari. Pompa ini secara luas telah diuji dan telah digunakan dengan sukses pada beberapa kondisi ladang.

Pompa ini dapat mengisi sejumlah persediaan air yang diperlukan di situasi-situasi di mana air harus diangkat dari suatu mata air pada suatu tingkat yang lebih rendah ke suatu tingkat yang lebih tinggi. Yang dibutuhkan untuk membuat rampump ini bekerja adalah cukupnya kejatuhan air yang cukup cepat untuk mengalirkan air melalui pipa. Dan jika kejatuhan air tidak terjadi secara alami -dan ini sering menjadi kasus, kejatuhan itu dapat diciptakan dengan mengaliri air pada pipa yang cenderung kebawah/menurun sehingga momentumnya diciptakan semata-mata di dalam pipa.

http://www.cd3wd.com/cd3wd_40/CD3WD/INDEX.HTM

pedal-waterpump1

http://www.cd3wd.com/cd3wd_40/CD3WD/INDEX.HTM


Hand-Operated Water Pump (Archimedes’ Screw)

informitcom1

Bagaimana air dapat naik? Bukankah itu bertentangan dengan hukum alam?

Bahan:

50 cm Pipa PVC

1m Selang air kecil transparan

selotip

2 buah mangkuk

air

cat air atau pewarna makanan

Lingkarkan selang sekeliling pipa (lih gambar), lekatkan dg selotip. Isi mangkuk2 dg air lalu letakkan salah satu ujung pipa didalam mangkuk ke 1. Pipa harus tetap miring keatas. Ujung pipa yg lain letakkan diatas mangkuk ke 2 yg diletakkan lebih tinggi dari mangkuk ke 1. Putarlah pipa dg tangan berlawanan arah jarum jam. Akan lebih mudah melihat apa yg terjadi bila menambahkan sedikit pewarna di air.

http://www.informit.com/articles/article.aspx?p=413663

Another Archimedes Screw:

geocitiescom geocitiescom-1 geocitiescom-2 geocitiescom-3 geocitiescom-4

This is an archimedean screw water pump made out of thin plywood and resourcinol form aldehyde glue. It is made like a christmas decoration, the center is made of a wooden space frame covered with plywood. The stress is concentrated at the top in the middle, so this bit has to be made stronger than the rest. This shows how to glue two plywood disks together; more disks, longer pump. After glueing the disks together they should be held in a jig while the center is inserted and the outer cover formed.

Although the disks are glued together flat, they have to be stretched in order to form the archimedean screw. They have to be held in this form while the pump is completed.

The pump is turned by means of a solid post along the middle; this must be a good fit in the centre space frame to prevent stress concentration. My pump used metal end fittings and plumber block bearings.

http://www.geocities.com/davidvwilliamson/index.htm

http://www.cs.drexel.edu/~crorres/screw/screw.pdf

Spiral Waterpump:

spiralpump-earthgarden1

This positive displacement pump is made from a single length of coiled poly pipe and is designed to be powered by water. The pipe is coiled in a vertical plane and mounted on a horizontal axle. As the paddles rotate the coil of poly pipe above the water, the lower part is immersed. The open end of the coil takes a small ‘gulp’ of water every time it rotates. An alternating sequence of air and water is driven along the pipe towards the centre of the spiral. Successive coils of pipe lead to a cumulative increase in the pump’s pressure output. When a land-fixed pipe is connected to the last and smallest coil, then water can be shifted to a higher point, such as a dam or a tank. In this case, Jill’s tank is about 16 metres above the river.

This spiral pump was a direct replacement of a small standard piston pump and has proved to be just as efficient at pumping a set volume per day.

http://www.earthgarden.com.au/waterwheel.html

Hand pump:

therarmorg

http://www.thefarm.org/charities/articles.aspx?p=413663&seqNum=4

Hand Pump 2

pump-johntom

http://www.john-tom.com/MyPlans/Steam%20Engines/Oct08update/SteamPump/ModelWater-SteamPump.pdf

Hand Pump 3 ( Rope Pump)

ropepump ropepump1

http://www.gaia-movement.org/files/Manual%20Rope%20Pump%20May%202004.pdf



Hand Pump dari PVC.

vacuumpump-drw vacuumpump vacuumandpump

http://sci-toys.com/scitoys/scitoys/aero/vacuum/index.html

.

(3/1/11) Adakah yang berpikir menggunakan mesin pompa air listrik yg sudah rusak koil2nya lalu disambung v-belt ke roda sepeda agar dapat menyedot air?? Pikirkanlah. . . .

TANAMAN KURUS KURANG UNSUR HARA

Tanaman yang kita pelihara kurus, mudah terkena penyakit? Mungkin tanaman kurang unsur hara. Unsur hara ini mungkin telah hilang dari tanah sebagai media tanam. Tanaman juga membutuhkan vitamin dan mineral seperti layaknya manusia untuk bisa tumbuh dengan baik.





Tanah yang sehat merupakan syarat sebagai media tanam untuk kegiatan tanam-menanam baik di dalam pot maupun di pekarangan halaman rumah kita. Tanah harus mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk bisa tumbuh dengan baik.

Tanah yang sehat mengandung humus atau kompos yang merupakan hasil pelapukan dari bahan organik. Kompos merupakan makanan bagi mikro biota dalam tanah dan mengubahnya menjadi unsur hara yang kemudian menjadi makanan bagi tanaman kita. Kompos mampu memperbaiki struktur tanah, menyerap dan menyimpan air dalam tanah. Tanah yang sehat adalah tanah yang hidup mengandung banyak hara dan mampu menghidupi tanaman kita.

Kompos yang kita buat sendiri mungkin juga kurang sempurna atau kurang mengandung makanan bagi mikrobiota, karena bahan-bahan kompos yang kita pakai misalnya hanya daun kering saja. Bahan-bahan untuk kompos perlu kita lengkapi, misalnya selain daun kering, daun hijau, juga kotoran hewan.

Selain itu mikro organisme lokal (MOL) yang kita pakai sebagai starter juga kita buat dengan baik. Tidak cukup hanya dengan tapai ditambah gula saja, tetapi perlu ditambah air kelapa dan lain sebagainya

Tanda-tanda tanaman yang kekurangan unsur hara atau nutrisi dapat dilihat dengan jelas, antara lain:

  • Kekurangan nitrogen: daun dan pucuk tanaman menguning, ukuran bunga dan buahnya kecil dan matang lebih cepat.
  • Kekurangan potasium: daun lebih kecil, berwarna lebih gelap, pinggiran daun kuning, pertumbuhan lambat.
  • Kekurangan kalium: daun, tunas, dan buah berkembang tidak baik.
  • Kekurangan fosfor: ukuran buah kecil dan warna tidak cerah, pinggiran daun mengering.
  • Kekurangan magnesium: daun berbercak kuning, daun lebih cepat gugur.
  • Kekurangan sulfur: daun berwarna memudar.
Pertumbuhan tanaman perlu terus kita amati. Pengomposan tanah dan pemberian mikro organisme (MOL) secara periodik semoga dapat menghasilkan tanaman pertanian di sekitar rumah menjadi lebih subur.

MOL HIJAU ADALAH PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

Membuat pupuk organik cair (POC) telah lama saya cita-citakan. Bahan ada di sekeliling kita. Pucuk daun-daun hijau segar, kotoran sapi, air kelapa, gula, dan tanah yang hidup, semua itu mudah kita dapatkan. Daun-daun dipotong kecil-kecil. Semua masuk tong, tambah air, selesai.




Pertama, siapkan tong plastik ukuran sedang, kira-kira volumenya 50 liter. Cuci sampai bersih supaya sisa-sisa zat kimia atau deterjen hilang, lalu tong dijemur supaya kering.

Kedua, siapkan bahan-bahan yaitu pucuk daun apa saja yang berwarna hijau. Saya menggunakan daun papaya, daun tomat, daun teh-tehan, daun kiambang yang ada di sawah, eceng gondok, dan sejenisnya. Pilih daun-daun yang ada disekitar kita. Banyaknya sekitar 1 kg, atau sekitar 1 kantong kresek plastik besar.


Ketiga, siapkan kotoran sapi atau kotoran kambing atau kotoran ayam, sebanyak sekitar 1 kg. Gula pasir sebanyak 1/2 kg. Air kelapa gerlas 2 gelas minum.


Keempat, siapkan tanah yang hidup, yaitu tanah selokan sebanyak 1/2 kg. Upayakan tanah selokan ini tidak ada deterjen atau air sabun yang terbawa mengalir di selokan. Di dalam tanah selokan ini diharapkan banyak mikro organisme yang hidup.


Kelima, setelah daun-daun hijau segar dipotong kecil-kecil, maka bersama bahan-bahan lain yang telah disiapkan, semuanya dimasukkan dalam tong plastik.


Keenam, campurkan air sebanyak 40 liter. Diaduk hingga rata, kemudian tong ditutup dengan tutup yang berlubang-lubang supaya ada sirkulasi udara.

Ketujuh, aduk tiap hari, setelah 5 hari pupuk cair ini bisa dimanfaatkan.

Pupuk cair ini juga adalah MOL atau mikro organisme lokal. Warnanya hijau, pekat, maka untuk mudahnya sebut saja MOL hijau. Baunya agak menyengat. Cara memanfaatkannya, ambil MOL hijau dari tong sebanyak 1 kaleng susu kecil. Masukkan dalam ember plastik, dan campurkan dengan air sebanyak 15 kaleng susu kecil. Aduk sampai rata, lalu siramkan pada media tanaman di pot atau di kebun rumah tangga kita.

Menyiram MOL ke tanaman ini tidak tiap hari, tetapi 3 hari sekali. Siramkan pada media tanahnya, bukan pada batang tanamannya.
Saya menyiramkan MOL hijau ini pada tanaman tomat rosela, padi ember. Hasilnya memuaskan.

PEMBIBITAN KARET




a. Pemilihan lokasi kebun pembibitan

Lokasi pembibitan hampir sama dengan lokasi areal pertanaman karet. Keduanya harus dipersiapkan secara baik. Lokasi pembibitan harus dipersiapkan sesuai dengan persyaratan yang ada sehingga proses pembibitan berlangsung lancar dan akhirnya diperoleh bibit bermutu tinggi. Kebun pembibitan karet dipilih pada lokasi tertentu yang memenuhi persyaratan teknis yaitu antara lain sebagai berikut:
• Dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup banyak, artinya tempat pembibitan mudah memperoleh air untuk kebutuhan penyiraman, terutama pada musim kemarau.
• Tempat pembibitan memiliki topografi datar, artinya tempat hamparan bibit berada pada areal yang datar. Sehingga mengurangi erosi akibat hujan lebat.
• Lokasi pembibitan strategis, artinya berada pada posisi yang mudah dijangkau dari segala penjuru. Sedapat mungkin di tengah-tengah kebun.
• Terlindung dari angin dan sinar matahari
• Jauh dari sumber hama dan penyakit, sanitasinya baik dan terbuka serta tidak terhalang oleh pohon pohon besar atau bangunan.

b. Penyiapan kebun pembibitan

Tahap awal penyiapan lokasi yaitu memilih lokasi. Pemilihan lokasi pembibitan bertujuan untuk menempatkan pembibitan pada lokasi yang sesuai agar dapat diperoleh/dihasilkan bibit yang berkualitas tinggi. Kegiatan awal sebelum pemilihan lokasi yaitu dilakukan peninjauan ke lokasi rencana pembibitan. Hal ini penting dilakukan terutama pada lokasi yang baru dibuka, misalnya hutan atau areal yang belum dikenal. Tujuan utama dari peninjauan lokasi rencana pembibitan adalah untuk mengetahui keberadaan sumber air yang dapat menjamin tersedia air dalam volume dan debit yang memadai. Cara peninjauan lokasi tersebut dapat dilakukan antara lain dengan bantuan peta topografi dan peta survei tanah.
Setelah kita mengetahui kriteria tempat atau lokasi pembibitan, kemudian bagaimana cara mewujudkan tempat pembibitan agar sesuai dengan kriteria yang ada?

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pembibitan yaitu sebagai berikut:


1). Ketersediaan air

Bibit tanaman sangat sensitif terhadap kebutuhan air, karena itu, jika Anda terlambat memberikan air penyiraman/ pengairan akan direspon secara langsung oleh bibit tanaman. Akibatnya bibit tanaman akan layu dan lama kelamaan mengering dan mati.
Kebutuhan air (jumlah dan mutu) harus ditentukan sebelum memulai penyiapan lokasi, sehingga sumber air yang ada harus dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Jika kualitas air diragukan maka contoh air sebaiknya dianalisis untuk menentukan kandungan sedimen dan polutan atau bahan kontaminan.

2). Tempat

Pemilihan tempat pembibitan adalah hal penting untuk menyediakan kondisi optimal sehingga menghasilkan bibit berkualitas tinggi. Pada perkebunan baru, sangat penting untuk memetakan rencana pengembangan perkebunan dan kemudian meletakkan pembibitan di tengah lokasi tersebut untuk meminimalkan jarak dan waktu transportasi. Lokasi yang berada di tengah juga akan membantu kemudahan pengawasan dan pengamanan. Lokasi pembibitan sebaiknya datar, atau memiliki kemiringan tidak melebihi 15 %, hal ini agar mempunyai drainase yang baik. Bentuk lokasi pembibitan diusahakan menyerupai kotak atau persegi panjang untuk memperoleh desain dan instalasi penyiraman yang efisien.

3). Jalan
Lokasi pembibitan dipilih tempat yang tidak terisolasi, dan mempunyai jalan yang cukup lebar dan kuat agar kendaran dapat lewat pada periode penanaman. Jarak antara jalan angkut ke bedeng pembibitan tidak terlalu jauh maksimal 50 meter.

4). Drainase
Lokasi pembibitan sebaiknya tidak terkena banjir karena akan merusak pembibitan dan bangunan, atau adanya air yang tergenang merupakan awal stres pada bibit dan ketidakseimbangan nutrisi. Pilih lokasi yang agak tinggi dari aliran air utama, atau pastikan bahwa ada saluran air keluar yang membantu sistem drainase.

5). Tanah
Tanah pada lokasi pengisian polybag harus berkualitas baik. Sifat-sifat tanah untuk pembibitan adalah tidak kedap air, gembur dengan kadar pasir tidak lebih 60%, dan bebas kontaminasi. Tanah untuk pengisian polybag harus disaring untuk menghilangkan kotoran, batu, ranting tanaman dan gumpalan besar. Tanah yang berpasir sebaiknya tidak dipergunakan karena tidak terbentuk perakaran yang baik dan bila polibag diangkat tanah akan berjatuhan.

6) Areal
Areal pembibitan harus cukup luas untuk menampung rencana penanaman dan sisipan/sulaman. Kebutuhan areal pembibitan secara umum tergantung beberapa faktor :
• Luas areal tanaman
• Kebutuhan bibit tahunan
• Kerapatan tanam
• Tipe pembibitan

Setelah mengetahui kriteria lokasi pembibitan dan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi, kemudian dilakukan penyiapan lokasi pembibitan tanaman. Tujuan penyiapan lokasi pembibitan adalah untuk menyiapkan dan memelihara lokasi pembibitan agar dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan bibit secara maksimal sehingga akan diperoleh bibit berkualitas tinggi. Penyiapan lokasi pembibitan yaitu menyiapkan bedengan-bedengan dengan memperhatikan jaringan pengairan dan drainasenya. Sehingga pada saat penyiraman dapat dijamin dan terhindar dari genangan air pada saat musim hujan.

2. Menyiapkan Batang Bawah
Langkah pertama kegiatan pembihitan karet adalah menyiapkan batang bawah yang berasai dari biji tanaman karet. Penyiapan batang bawah ini meliputi kegiatan seleksi biji, pengecambahan, dan penyemaian.
a. Seleksi Biji
Tidak semua biji karet yang telah dikumpulkan dari lahan bisa digunakan sehagai bibit uniuk ditumbuhkan menjadi batang bawah. tersehut barns disereksi berdasarkan kemurnian klon dan daya kecambahnya. Untuk memastikan kemurnian klon, biji dari satu areal perkebunan yang sudah diketahui klonnya hams diusahakan tidak tercampur dengan biji dari klon berbeda/dari areal lain. Karenanya, dari suatu areal yang sudah jelas klonnya hams dipisahkan dari areal lain dengan klon berbeda. Sementara itu, memastikan daya kecambah biji tersehut bisa dilihat dari kesegaran, ukuran, daya lenting, posisi saat direndam, dan warna belahannya.

Biji karet memiliki daya kecambah haik adalah biji yang masih dalam keadaan segar. Artinya, ban jatuh dari pohonnya atau paling lambat empat hari setelah jatuh. Tidak disarankan menggunakan biji-biji yang dikumpulkan pada hari pertama pengumpulan karena tidak diketahui kapan biji-biji tersebut jatuh. Pada pengumpulan hari pertama bisa jadi biji-biji tersebut sudah jatuh pada beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan sebelumnya, sehingga sudah tidak segar lagi.

Biji yang dikumpulkan pada hari keduaclan seterusnya keadaannya bisa dipastikan masih segar, dengan catatan pada pengumpulan hari pertama semua biji yang beijatuhan di permukaan lab an diambil semua. Dengan demikian, biji-biji yang dikumpulkan pada hari kedua dan bcrikutnya benar¬benar barn jatub dari pohonnya.

Daya kecambah biji juga bisa diperkirakan berdasarkan ukurannya. Setelah dilakukan pengukuran, biji-biji karet dapat dikelompokkan menjadi lima ukuran seperti terlihat di Tabel 1.
Tabel 1. Ukuran rata-rata biji karet
Ukuran Panjang
(cm) Lebar
(cm) Tebal
(cm) Jumlah (butir/kg) Berat
(gram/butir)
Terkecil 1.733 1.545 1.393 508 1.650
Agak kecil 1,887 1.67(1 1,464 434 2,064
Kecil 1,978 1,733 1,536 410 2,231
Sedang 2.060 1,794 1,626 310 2,840
Besar 2,291 1,928 1,750 287 3,300
Sumber: Indriaty lndyah S Dalam Tim Penulis PS, 1991

Berdasarkan ukurannya, secara umum biji karet ukuran sedang memiliki daya kecambah paling haik dibandingkan dengan ukuran lainnya dan daya kecambah biji berukuran besar lebili balk daripada biji ukuran kecil. Melalui pengamatan, biji karet yang memiliki daya kecambah baik adalah yang berkulit luar mengilap. Scmentara itu, herdasarkan daya lentingnya, biji yang dijatuhkan di ubin dan mernantul herarti keadaannya cukup baik. Sebaliknya, jika tidak memantul keadaannya jelak.
Cara terakhir untuk mengetahui daya kecambah biji adalah melalui pembelahan. Pembelahan ini dilakukan dengan metode sample. Sekitar 100 hiji karet dart 200 kg biji diambil secara acak dan kemuclian dibeiah rnenggunakan batu atau palu. Setelah dibelah, ada enam kriteria daya kecambah biji karet yang bisa disimpulkan herdasarkan warna belahannya. Keenam kriteria tersebut sebagai berikut.
1. Belahan biji berwarna putih dinilai sangat baik.
2. Belahan biji berwarna kekuningan dinilai baik.
3. Belahan biji kekuningan agak kehijauan dinilai cukup baik.
4. Belahan biji kekuningan berminyak dinilai jelak.
5. Belahan biji kekuningan gelap dinilai rusak.
6. Belahan biji kecokelatan hingga kehitaman dinilai busuk


Untuk hasil terbaik tentu raja semua biji harus memiliki kriteria daya kecambah yang sangat baik, yaitu setclah dibelah semua berwarna putih. Namun, untuk mencapai kcadaan ideal tersebut sangat mustahil. Karenanya, jika setelah dilakukan pembelahan diketahui biji dengan kriteria baik, yaitu berwarna kekuningan berjumlah minimum 80%, biji tersebut sudah bisa disebut dengan baik.

Disebahkan akan dikcmbangkan di tempat lain, biji-biji terseleksi dari suatu areal harus sering melalui perjalanan yang relatif jauh dan memakan waktu lama. Lamanya waktu dalam perjalanan bisa menurunkan daya kecambah biji sampai 50%. Karenanya, kegiatan pengiriman biji-biji karet harus dilakukan dalam waktu singkat untuk mengurangi risiko penurunan daya kecambah. Selain itu, biji-biji tersebut sebaiknya direndam untuk mempertahankan kesegarannya.
Kegiatan perendaman dilakukan dengan cara memasukkan biji-biji karet ke dalam karung plastik dan selanjutnya merendamnya dalam air bersih selama cmpat malam. Harus diusahakan karung terendam di dalam air seluruhnya. Karenanya, di atasnya perlu diberi beban. Setelah empat malam tcrendam, karung diangkat dan ditiriskan, selanjutnya biji-biji tersebut dihamparkan atau dikeringanginkan di atas anyaman bambu di dalam ruangan bersirkulasi udara baik hingga kering. Saat pengeringan di dalam ruang ini tehal hamparan sebaiknya tidak lebih dari 5 cm.
Agar terlindung dari infeksi bakteri atau mikroorganisme lainnya, biji-biji tersebut disemprot menggunakan fungisida Actiodane dengan kepekatan 0,05%. Setelah disemprot dan kering, biji karet siap dikirim ke tempat persemaian yang jaraknya relatif jauh.

b. Pengecambahan

Biji-biji yang telah diseleksi berdasarkan kemurnian klon dan daya kecambah seperti telah diuraikan, harus segera dikecambahkan. Ada dua tempat untuk pengecambahan berdasarkan jumlah biji karetnya. Jika jumlah biji karetnya sedikit, pengecambahan bisa menggunakan peti kayu dan jika biji karetnya banyak pengecambahan dilakukan di atas lahan.

1) Pengecambahan Menggunakan Peti Kayu
Ukuran peti kayu yang digunakan disesuaikan dengan jumlah biji karet yang akan dikecambahkan. Di dasar peti ditaburkan tanah halus sampai setengah tinggi peti, kemu-dian ditaburkan pula pasir halus sampai sekitar 15 cm dari permukaan peti. Biji-biji karet dibenamkan sampai ukuran biji dengan perut biji terletak di bawah. Selanjut-nya, dilakukan penyiraman secara teratur dua kali sehari menggunakan alat penyiram berlubang halus atau gernbor, sehingga pasir dalam keadaan lembap. Agar tidak dimakan tikus, peti ditutup dengan kawat kasa atau kawat antinyamuk.
2) Pengecambahan di Lahan
Lokasi pengecambahan sebaiknya dipilih yang dekat dengan sumber air karena hams selalu lembap. Setelah itu, tanah dibersihkan dari batu-batuan, gulma, tunggul-tunggul kayu, sisa-sisa akar, dan kotoran lainnya sambil dicangkul sedalam 15 cm. Selanjutnya dibuat bedengan dengan lebar 125 cm dan panjang sesuai dengan keadaan lahan. Kemudian pasir ditaburkan secara merata di atas permukaan bedengan.

Agar terhindar dari terpaan matahari dan guyuran hujan, bedengan harus diberi atap dengan tiang di sebelah timur lebih tinggi daripada tiang sebelah barat. Dengan perbedaan ketinggian seperti itu, pada pagi Bari bedengan mendapat sinar matahari dan tedindung pada siang dan sore hari.
c. Bedengan Perkecambahan (Germination bed)

1. Bedengan perkecambahan harus sudah disiapkan sebelum pengumpulan biji, sehingga begitu biji terkumpul bisa segera dikecambahkan, karena sifat biji karet daya tumbuhnya cepat menurun.
2. Cara membuat bedengan perkecambahan adalah sebagai berikut:
• Tanah media perkecambahan dibersihkan dari gulma, batu-batuan, gumpalan tanah ataupun sisa-sisa akar.
• Pada tepi bedengan diberi pembatas dan penguat berupa papan/bambu, kemudian di atas bedengan dihamparkan pasir sungai yanq telah diayak setebal 5 cm dan diratakan.
• Lebar bedengan I,2 m dengan tujuan memudahkan pekerjaan deder benih dan pekerjaan lainnya, sedangkan panjangnya menyesuaikan keadaan tempat.
• Arah bedengan memanjang Utara-selatan dan diberi naungan/atap dari daun kelapa atau jerami atau paranet. Tinggi tiang sebelah Timur 1,2 m dan sebelah Barat 0,9 m. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.


Tanah yang akan dipergunakan sebagai dasar bedengan dibersihkan dari gulma, batu-batuan dan gumpalan tanah keras serta sisa-sisa akar lalu diratakan. Agar pasir sungai yang akan dimasukkan dalam bedengan tidak mudah longsor diperkuat dengan penahan kayu atau bambu.


d. Bedengan Lapangan

Setelah pemilihan tempat/lokasi ditentukan\ segera dilakukan persiapan Iapangan sebagai berikut :
1) Beberapa bulan sebelum penanaman, tanah digemburkan dengan cara dibajak atau dicangkul dengan kedalaman minimal 40 cm dan harus bersih dari sisa-sisa akar, batu-batuan dan gumpalan tanah keras.
2) Tanah dibuat bedengan dengan lebar maksimal 5 meter dan panjang 100 meter. Antar bedeng dipisahkan dengan parit drainase.
3) Untuk memperbaiki kesuburan tanah, pada lahan yang telah dicangkul dapat ditambahkan pupuk kandang l0 ton/ha dan/atau pupuk super dolomit sekitar 400 kg/ha.
4) Ajir pembibitan lapangan 35 x 35 x 50 cm, jarak 50 cm ditancapkan pada tiap titik tanam. Populasi bibit : 61.250 pohon per hektar.

e. Melakukan Pembibitan Karet

Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahun pada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yang saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan klon karet unggul.

Kegiatan pemuliaan karet di Indonesia telah banyak menghasilkan klon klon karet unggul sebagai penghasil lateks dan penghasil kayu. Pada Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005, telah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi- 4 untuk periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118. Klon-klon tersebut menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat sekunder lainnya. Oleh karena itu pengguna harus memilih dengan cermat klon-klon yang sesuai agroekologi wilayah pengembangan dan jenis-jenis produk karet yang akan dihasilkan.

Klon-klon lama yang sudah dilepas yaitu GT 1, AVROS 2037, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, BPM 1, BPM 24, BPM 107, BPM 109, PB 260, RRIC 100 masih memungkinkan untuk dikembangkan, tetapi harus dilakukan secara hati-hati baik dalam penempatan lokasi maupun sistem pengelolaannya. Klon GT 1 dan RRIM 600 di berbagai lokasi dilaporkan mengalami gangguan penyakit daun Colletotrichum dan Corynespora. Sedangkan klon BPM 1, PR 255, PR 261 memiliki masalah dengan mutu lateks sehingga pemanfaatan lateksnya terbatas hanya cocok untuk jenis produk karet tertentu. Klon PB 260 sangat peka terhadap kekeringan alur sadap dan gangguan angin dan kemarau panjang, karena itu pengelolaanya harus dilakukan secara tepat. Potensi produksi lateks beberapa klon anjuran yang sudah dilepas disajikan pada Gambar 5.


1) Penyiapan bahan tanam


Bahan tanam untuk pembibitan karet yaitu berupa benih/biji karet dan entres. Benih/biji karet dipersiapkan sebagai calon batang bawah, sedangkan entres dipersiapkan sebagai calon batang atas. Kedua bahan tanam tersebut diperoleh dari kebun induk. Kebun sumber benih karet harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Direkturat Perbenihan Ditjen Perkebunan Indonesia bersama dengan Pusat Penelitian Karet telah menetapkan syarat-syarat kebun yang dapat dipergunakan sebagai sumber benih karet untuk batang bawah. Syarat-syarat tersebut adalah:

• Terdiri dari klon anjuran penghasil biji untuk batang bawah, yaitu : AVROS 2037, BPM 24 GT 1< LCB 1320, PR 300 dan PB 260
• Tingkat kemurnian klon lebih dari 95 %
• Umur tanaman 8 – 20 th
• Pertumbuhan normal, dan tanaman terlihat lebih sehat
• Penyadapan dilakukan mengikuti norma standar
• Luas blok kebun lebih dari 15 ha dengan topografi relatif datar

Bahan tanam sebagai calon batang bawah adalah berasal dari biji. Biji hasil persarian tanaman karet dikenal beberapa jenis:

• biji illegition, yaitu biji yang dihasilkan dari penyerbukan silang dimana bunga betina diketahui dengan pasti, bunga jantan tidak diketahui. Contohnya biji sapuan dari kebun karet tidak terpilih.

• biji legition, yaitu biji yang dihasilkan dari penyerbukan silang dimana bunga betina dan jantan diketahui dengan pasti. Contohnya klon karet yang ditanam di kebun yang berdekatan dan kedua jenis diketahui.

• biji propalegition, yaitu biji yang dihasilkan dari penyerbukan silang dimana bunga betina diketahui tetapi bunga jantannya tidak pasti. Contohnya biji yang diperoleh dari kebun klonal yang ditanam berderet beberapa jenis sehingga biji yang dihasilkan itu tidak pasti dari kebun klonal jenis yang mana. Tetapi, biji yang terbentuk dapat dipastikan biji baik, tidak seperti biji illegiton.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas benih karet adalah sebagai berikut:

Jenis Klon
Produktivitas benih karet ditentukan oleh jenis klon yang ditanam. Klon-klon yang gugur daunnya lebih awal pada umumnya dapat menghasilkan biji karet lebih banyak dibanding klon yang mengalami gugur daun lebih akhir.

Umur Tanaman
Pada saat tanaman mulai memasuki usia generatif, jumlah buah karet yang dihasilkan masih sedikit, sekitar 5 – 10 polong buah /batang. Produktivitas buah karet meningkat dan mencapai produktivitasnya tertinggi pada umur 10- 20 tahun. Pada periode tersebut buah yang dihasilkan tiap pohon dapat mencapai lebih dari 100 batang/buah. Pada umur lebih lanjut produktivitas buah karet menurun, karena percabangan mulai berkurang.

Iklim
Keadaan iklim sangat mempengaruhi produktivitas biji karet. Daerah-daerah yang mempunyai tipe iklim yang lebih kering (C dan D), tanaman karet dapat menghasilkan biji lebih banyak dari pada daerah yang beriklim lebih basah.

Penyakit

Penyakit gugur daun, baik yang disebabkan oleh cendawan Oidium Colletotrichum, maupun Corynespora sangat mempengaruhi produktivitas biji karet. Cendawan Colletotrichum dan Corynespora bahkan dapat menyerang bunga dan buah, sehingga bunga dan buah karet gugur sebelum masak fisiologis.

Pemeliharaan dan Pemupukan

Pemeliharaan tanaman yang kurang memadai menyebabkan pertumbuhan tanaman kuang optimal. Tanaman yang kekurangan unsur hara, khususnya K akan menurunkan produktivitas biji yang dihasilkan. Sebaliknya tanaman yang terlalu banyak kadar N akan memperlambat Fase pembungaan yang berakibat rendahnya produktivitas biji yang dihasilkan.


Taksasi Produksi Biji Karet

Beberapa faktor penting dalam melakukan taksasi produksi biji karet adalah:
Waktu taksasi

Taksasi produksi biji sebaiknya dilakukan pada saat buah telah cukup berkembang sampai ukuran mendekati sempurna, yaitu sekitar 4-5 bulan setelah pembungaan.
Penghitungan jumlah buah

Jumlah buah yang terdapat pada setiap pohon contoh dihitung dengan menggunakan alat penghitung (counter). Buah karet yang dihitung adalah buah yang tampak sehat dan tidak cacat fisik. Tanaman contoh ditentukan secara diagonal, yaitu tiap tanaman yang terletak pada garis diagonal kebun. Apabila bentuk kebun tidak beraturan, pengambilan contoh tanaman dapat dilakukan secara acak dengan mempertimbangkan keterwakilan seluruh populasi tanaman. Jumlah tanaman contoh berkisar antara 10 – 15 % dari populasi, tergantung homogenitas pertanaman yang ada.

Kerapatan tanaman

Produksi biji per hektar kebun ditentukan oleh kerapatan tanaman karet yang tumbuh persatuan luas kebun tersebut. Tanaman yang dihitung adalah yang mempunyai pertumbuhan normal, sedangkan tanaman yang sakit kerdil atau patah sebagian cabangnya tidak dihitung.

Taksasi produksi biji

Taksasi produksi biji per hektar tanaman karet dihitung berdasar contoh hasil pengamatan seperti tersebut di bawah ini :
- Rata-rata jumlah polong/buah (100 )
- Rata-rata kerapatan pohon/ha (400)
- Persentase jumlah biji jatuh ke tanah (75 %)
- Persentase jumlah biji terambil (80 %.)
- Persetase jumlah biji segar (70 %)
- Prakiraan Produktivitas Benih = 3x100x400x0,75x0,80x0,70
= 50.400 butir/ha

Persentase jumlah biji jatuh ke tanah dipengaruhi oleh keadaan cuaca selama pemasakan buah. Bila cuaca cukup cerah selama 1-2 minggu terakhir pemasakan buah, maka persentase biji jatuh dapat mendekati 90 %. Sebaiknya bila cuaca terlalu berawan dan banyak hujan, maka buah yang busuk dipohon sehingga jumlah biji yang jatuh sangat rendah. Persentase jumlah biji terambil ditentukan oleh kebersihan kebun, sedang persentase jumlah biji segar ditentukan interval pemungutan biji. Makin lama interval pemungutan biji, makin rendah persentase biji segar (viable) yang dapat dikumpulkan.

Tata cara menyiapkan biji karet sebagai bahan tanam untuk calon batang bawah adalah:

Cara Panen

Cara panen biji karet akan berpengaruh terhadap kualitas benih yang akan dihasilkan. Beberapa pekerjaan berkaitan dengan panen biji karet adalah sebagai berikut :

Pembersihan kebun

Agar pengumpulan biji karet yang jatuh di areal kebun mudah dilakukan maka areal kebun diusahakan cukup bersih. Gulma yang terlalu tebal perlu dikurangi agar benih karet mudah terlihat.

Pengumpulan biji

Pengumpulan biji yang mudah adalah dengan menunggu pecahnya biji pada saat cuaca cukup panas. Pengumpulan biji sebaiknya dilakukan secara periodik, setiap 1- 2 hari sekali. Hal ini untuk menghindari biji berada di kebun terlalu lama sehingga kesegarannya telah menurun.


Bagaimana menilai kualitas biji karet ?
Penilaian kualitas biji karet dapat dilakukan berdasarkan beberapa aspek yaitu:
- Kemurnian klon
- Ukuran biji
- Kementalan (daya melenting),
- Kesegaran biji,
- Daya berkecambah biji

Seleksi Benih Karet

Untuk memperoleh mutu benih karet yang baik, maka biji yang terkumpul diseleksi, baik kesegaran maupun kemurniannya. Penggunaan benih bermutu akan menentukan mutu bibit yang akan dihasilkan.

Seleksi kesegaran

Seleksi kesegaran bertujuan memiliki biji yang mempunyai viabilitas cukup tinggi dengan cara melihat tingkat kesegaran benih. Untuk menilai kualitas biji karet secara sederhana dan dipercaya kebenarannya adalah menilai kesegaran biji. Caranya, ambil contoh 100 biji karet dari setiap 200 liter biji, kemudian masing-masing dipecah dengan pemukul.
Penilaian kesegaran biji karet ditentukan atas dasar:
- Warna penampakan
- Keadaan belahan biji
Biji dinyatakan baik apabila kulit luar tampak mengkilap, dan belahan biji tampak berwarna putih hingga kekuningan. dinyatakan baik

Kriteria kualitas kesegaran biji karet
Kriteria kualitas biji karet hasil pembelahan adalah berdasarkan warna belahan biji yaitu sebagai berikut:
- Putih murni, dinilai baik
- Agak kekuningan, dinilai baik
- Kekuningan bercampur kehijauan, dinilai cukup baik
- Kekuningan berminyak, dinilai jelek
- Kekuningan gelap, dinilai rusak
- Kecoklatan sampai hitam, dinilai busuk

Berdasarkan kriteria di atas, kemudian dihitung berapa jumlah biji baik dan tidak baik. Biji dinyatakan berkualitas baik bila lebih dari 80% memenuhi kriteria baik.

Daya lenting/pantul biji
Selain menilai kesegaran biji karet, kualitas biji dapat dinilai berdasarkan daya lenting. Biji yang terpental berarti berkualitas baik, sedangkan biji yang tidak terpental dinyatakan tidak baik. Peralatan yang dipergunakan untuk pengujian daya lenting yaitu disajikan pada Gambar 6a dan 6b.


Seleksi kemurnian

Yaitu memilih benih/biji yang sesuai dengan biji klonal yang dikehendaki. Seleksi dilakukan dengan penanda morfologi biji yaitu, bentuk ukuran dan warna/bentuk baik pada kulit biji. Tiap biji klonal mempunyai penanda morfologi berbeda. Seleksi kemurnian sebaiknya dilakukan setelah seleksi kesegaran.

2) Persemaian Perkecambahan Karet

Langkah selanjutnya setelah biji berkecambah adalah memindahkannya ke tempat persemaian. Di tempat persemaian inilah biji yang sudah berkecambah dibesarkan untuk cliokulasi dan selanjutnya dipindahkan ke lahan. Biji yang sudah berkecambah harus segera dipindahkan ke tempat persemaian untuk meningkatkan pctumbuhannya. Prinsip pemindahan ini adalah semakin cepat dipindahkan semakin haik. Paling baik pemindahan dilakukan saat kecambah belum berdaun. Kecarnbah yang sudah berdaun akan cepat layu dan mati saat berada di tempat persemaian.

Toleransi waktu pemindahan maksimum tiga rninggu setelah berkecambah. Kecambah berumur lebih dari tiga minggu biasanya lemah dan pertumbuhannya di tempat penyemaian lambat, Kecambah biji karet memiliki akar menghunjam ke dalam tanah yang disebut dengan akar tombak. Bentuk akar tumbak ada yang ]urns, bercabang, dan ada pula yang terpelintir. Bentuk lurus adalah akar turnbak terbaik untuk dipindahkan ke lahan persemaian. Sernakin tua umur kecambah, akar tumbak sem akin panjang dan sernakin dalam masuk ke tanah, sehingga pengambilannya relatil sulit karena kemungkinan akar patah dan terputus sangat besar.

Kecambah karet diambil dengan cara dicungkil menggunakan sebilah barnbu yang diruncingkan. PencungkiIan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar akar totnbaknya tidak tersentuh, apalagi sampai bengkok atau patah. Pengambilan dan pemindahan kecambah dari tempat perkecambahan ke tempat persemaian sebaiknya dilakukan saat matahari tidak bersinar terik, yakni sebclum pukul 10.00 atau setelah pukul I 6.00. Tempat persemaian bisa berupa Iahan atau kantong plastik.

3) Tempat pengecambahan

Cara pengecambahan pada dasarnya sama dimanapun pengecambahan itu dilaksanakan. Dalam melaksanakan pengecambahan benih yang akan di kecambahkan menentukan cara mana yang akan kita gunakan.
• Bila jumlah benih yang akan dikecambahkan sedikit, pengecambahan dapat di laksanakan dalam bak-bak kayu yang berukuran 2,0 m x 1,0 m x 1,0 m dengan tinggi 0,2 m. bak di isi dengan pasir sungai yang halus dan bersih. Tiap 1 m2 bak pengecambahan dapat memuat sekitar 600 benih.
• Bila jumlah benih yang akan dikecambahkan banyak, dapat menggunakan bedengan-bedengn persemaian perkecambahan (germination bed). Untuk pembuatan persemaian ini, lahan harus dicangkul sedalam 40-60 cm sisa-sisa akar daun dan rumput-rumputan yang berbahaya dibersihkan, terutama ilalang (imperata cylindrical), teki (cyperus rotundus), dan sebagainya.

Bedengan dibuat dengan lebar sekitar 1,2 m, tinggi 0,2 m dan panjang disesuaikan dengan keadaan. Arah bedengan timur barat. Permukaan bedengan dilapisi pasir halus setebal 5-10 cm. tepi bedengan diperkuat dengan batu bata atau belahan-belahan bambu. Bedengan diberi atap naungan yang miring utara- selatan dengan tinggi disebelah utara 1,5 m dan disebelah selatan 1,2 m sebagian atap naungan dapat menggunakan daun lalang, daun kelapa atau lembaran plastik hitam. Letak persemaian perkecambahan sebaiknya dekat dengan sumber air.

4) Cara menyemai benih

Benih yang telah diseleksi sebelum disemai sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air bersih. Untuk meningkatkan daya kecambah biji,dapat dilakukan perendaman biji dengan larutan KNO3 0,2 % bahan aktip selama 24 jam atau dengan air bersih selama 48 jam. Biji yang diterima pada hari bersamaan, dapat disemaikan ditempat yang sama. Biji didederkan pada media yang telah disiapkan. Buatlah pada permukaan bedengan garis-garis lurus dengan jarak kurang lebih 5 cm. Ambilah biji / benih dan semaikan dengan jalan menekan biji kedalam tanah. Bagian “perut” yang rata mengarah kebawah sedalam sampai ¾ bagian tebalnya biji. Bagian “punggung” disebelah atas masih kelihatan. Aturlah agar arah mata tempat keluarnya lembaga mengarah kesatu arah. Jarak tanam antar barisan sekitar 5 cm dan jarak dalam barisan 2-3 cm. Bila jumlah benih yang akan dikecambahkan banyak, penanaman biji pada bedengan persemaian pengecambahan dapat lebih rapat.

5) Pemeliharaan persemaian perkecambahan

Persemaian perkecambahan harus dipelihara dengan baik agar benih dapat berkecambah dengan baik pula. Pemeliharaan persemaian perkecambahan yang terpenting adalah penyiraman. Penyiraman harus dilakukan pagi dan sore hari agar bedengan selalu dalam keadaan lembab. Untuk penyiraman persemaian harus menggunakan alat penyiraman yang dapat mengeluarkan butiran- butiran air yang halus dan menyebar, misalnya gembor atau emprat.


Pemeriksaan dan pemindahan kecambah
• Benih karet berkecambah dalam jangka waktu 5 – 30 hari. Biji yang tidak berkecambah setelah 21 hari sebaiknya disingkirkan, karena kualitas bibit akan jelek.
• Benih-benih yang tidak sehat (bercendawan, berlubang atau diserang hama/penyakit) harus dibuang.
• Setelah benih berkecambah, benih dapat dipindahkan ke persemaian.

Dikenal ada tiga jenis stadia kecambah yaitu:
a. Stadium bintang
b. Stadium pancing
c. Stadium jarum

Secara teori ketiga stadia tersebut dapat dipindahkan ke persemaian, namun yang terbaik untuk dipindahkan adalah stadium pancing.
Untuk memudahkan pemindahan kecambah dari bedengan pengecambahan dapat menggunakan ‘’solet’’, yaitu alat yang di buat dari bambu yang dapat digunakan untuk ‘’mencungkil’’ kecambah dari bedengan

Bila kecambah dipindah ke pesemaian pada stadia bintang keberatannya adalah:
• Perkembangan akar belum cukup kuat untuk menembus lahan yang agak keras.
• Bakal batang belum muncul, sehingga bila menutupnya kecambah terlalu padat, bakal batang sulit menembus tanah.
• Dari dua hal di atas, kemungkinan kecambah mati menjadi cukup besar,


Sedangkan jika kecambah dipindahkan ke lapangan pada stadia jarum keberatannya adalah :
• Lebih peka terhadap cahaya matahari.
• Lebih peka terhadap serangga.
• Akar dan batang lebih banyak mengalami kerusakan waktu pencabutan dan pengangkutan.

2). Persemaian Bibit
Pesemaian bibit adalah pesemaian tempat pemeliharaan bibit sebagai calon batang bawah yang akan di okulasi. Di persemaian ini bibit akan di pelihara sampai beberapa bulan, yaitu sampai tiba saatnya okulasi dilaksanakan.
a. syarat-syarat tempat
syarat tempat untuk di jadikan pesemaian bibit adalah;
- datar atau agak miring sedikit,
- dekat dengan sumber air,
- bebas dari sisa-sisa akar dan gulma ,
- dekat dengan areal yang akan di tanami
b. pengolahan lahan
Lahan untuk pesemaian perlu di cangkul sedalam 60-75 cm.bekas-bekas akar dan kotoran lainnya harus di buang. Tanah di haluskan dan diratakan, kemudian di bentuk menjadi petak-petak atau bedengan-bedengan yang tingginya 0,20 m. diantara bedengan-bedengan di buat parit-parit untuk mengalirkan kelebihan air selebar 0,50 m. Apabila menggunakan lahan yang miring, sebaiknya di buat teras-teras lebih dahulu sebelum di jadikan persemaian bibit.
c. penanaman kecambah
Benih yang telah berkecambah dan mencapai tingkat pertumbuhan kecambah yang baik (fase bayonet) dipindahkan dan ditanam di pesemaian bibit. Pada saat pemindahan harus dijaga agar akar tunggang dan pucuknya tidak mengalami kerusakan.
Kecambah ditanam dengan jarak;
• 50 cm atau 40 cm x 40 cm x 60 cm, bila bibit kelak akan diokulasi dengan cara okulasi coklat (brown budding).
• 20 cm x 20 cm x 60 cm, bila bibit kelak akan diokulasi dengan cara ukolasi hijau ( green budding).

d. pemeliharaan bibit
Untuk memperoleh bibit yang baik dan sehat pertumbuhannya. Bibit dipersemaian harus mendapat pemeliharaan yang baik . macam- macam pemeliharaan yang baik harus dilakukun:
• penyiraman
Penyiraman di lakukan terutama pada awal pertumbuhan bibit (kecambah) di pesemaian, bila keadaan cuaca kering. Setelah bibit tumbuh dengan baik, penyiraman dapat di hentikan.
• penyulaman
Penyulaman di lakukan pada bulan-bulan pertama untuk mengganti bibit-bibit yang mati atau pertumbuhannya jelek. Sebagai bahan sulaman menggunakan kecambah yang baik dari pesemaian perkecambahan.
• penyiangan
Penyiangan adalah pembuangan gulma (rumput-rumputan dan tumbuhan pengganggu lainnya) yang tumbuh di sekitar bibit dengan jalan mencabut atau mengorednya.penyiangan ini biasanya di lakukan bersama-sama dengan penggemburan tanah.
• pemupukan
tujuan pemupukan
- Untuk memperoleh tanaman batang bawah yang sehat dan cepat pertumbuhannya,
- Untuk memperoleh tanaman batang bawah yang mudah diokulasi (kulitnya mudah mengelupas) sehingga okulasi dapat dengan mudah dilakukan,
- Untuk memperoleh hasil ( persentase) okulasi yang tinggi.
Dosis pupuk
- Untuk tanaman batang bawah yang berasal dari biji klon GT 1, dosis pemupukan;16,50 gr ZA/8,0 gr Urea + 4 gr TSP + 2 gr ZK/KCI,per pohon/ sekali memupuk.
- Untuk tanaman batang bawah yang berasal dari biji klon LCB 1320, dosis pemupukan : 5 gr ZA/2,5 gr Urea + 3 gr TSP + 2 gr ZK/KCI, per pohon/sekali memupuk.

waktu memupuk
Diberikan tiap tiga bulan sekali, sewaktu keadaan tanah masih lembab cara memupuk
- Pupuk diberikan dalam parit sedalam 5-7 cm sekeliling batang dengan jarak 7-10 cm dari batang. Setelah parit diisi pupuk, kemudian ditutup kembali.
- Apabila bibit telah cukup besar, yaitu menjelang dilakukan okulasi, dapat juga pupuk diberikan dalam parit yang dibuat diantara barisan.


3. Persiapan entres/Batang Atas

Kayu okulasi yang juga sering disebut dengan batang atas merupakan tunas atau dahan muda yang memiliki beberapa mata tunas sebagai bahan utama kegiatan okulasi. Kayu okulasi bisa diambil clari pohon induk atau tanaman karet ditanam secara khusus untuk menghasilkan kayu okulasi.
Mendapatkan kayu okulasi dari pohon induk dalam jumlali besar bisa dilakukan dengan cara memotong ranting-ranting tanaman karet seukuran pergelangan tangan. Dalam waktu tidak terlalu lama akan muncul tunas-tunas baru. Tunas-tunas baru ini 1-2 tahun kemudian atau ketika kulitnya sudah bergabus bisa dijadikan untuk kayu okulasi. Kayu okulasi yang diperoleh dengan cara ini disebut dengan kayu okulasi dahan.
Kayu okulasi bisa diambil dari kebun khusus atau kebun batang atas, yang memang dibuat untuk menghasilkan bahan tersebut. Karena hanya dijadikan sebagai somber batang atas, jarak tanam di lahan khusus ini bisa dibuat rapat, yakni 50 x 100 cm atau 100 x 100 cm.

Batang atas yang diambil dari kebun khusus ini bisa dikirimkan ke kebun¬kebun pembibitan yang tidak memi]iki kebun batang atas. Caranya, batang atas dipotong sepanjang 100 cm dan kedua ujungnya diolesi parafin agar tidak terjadi penguapan. Setiap batang dimasukkan ke dalam plastik sesuai dengan ukurannya dan ditata di dalam peti kayu. Menjaga kelembapan di sela-selanya bisa dilakukan dengan menyelipkan sabut kelapa basah. Berat setiap peti maksimum 25 kg dan kegiatan okulasi paling lambat tiga hari kemudian.

Bahan entres dapat disediakan dari kebun sumber kayu okulasi (kebun entres, budwood) yang dibuat di kebun sendiri atau dibeli dari balai-balai penelitian karet.
Bila menyediakan sendiri yaitu membuat kebun entres. Caranya sama seperti menanam bibit tanaman bahan okulasi klon yang diperlukan. Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag. Jarak tanamnya adalah 1,0 m x 1,0m.

Pemeliharaan tanaman bahan okulasi adalah penyiangan, penggemburan tanah, dan yang terpenting adalah pemupukan. Pemupukan tanaman bahan okulasi bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan kayu okulasi yang baik, yang memiliki jumlah mata sebanyak-banyaknya untuk tiap satuan panjang kayu bahan okulasi (entres). Pemupukan diberikan tiap tiga bulan sekali dengan dosis pemupukan yang dianjurkan adalah:
-Tahun pertama; 20 g ZA (10 GR Urea)+10 GR TSP+10 g ZK (10 gram KCI) per pohon.
-Tahun kedua; 30 g ZA (15 GR Urea)+15 g TSP+15 gr ZK (15 g KCI) per pohon.

b. Pembiakan karet secara Okulasi

Ada dua cara okulasi pada tanaman karet yaitu okulasi coklat. dan okulasi hijau
- Okulasi secara coklat, bila bibit batang bawah telah berumur 9 -18 bulan. Kulit batangnya telah berwarna cokelat. Entres (batang atas) juga berwarna coklat.
- Okulasi secara hijau, bila bibit batang bawah telah berumur sekitar 3-8 bulan. Biasanya ukuran batang sebesar pensil dan berwarna hijau. Entres yang digunakan juga masih muda dan berwarna hijau. Keuntungannya adalah tanaman karet dapat disadap 8 bulan lebih awal
1) Peralatan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan okulasi adalah gergaji entres, pisau okulasi, pita plastik atau tali rafia, pelepah pisang, lilin cair, kuas sabut kelapa, dan kain lap basah. Gergaji entres digunakan untuk memotong kayu batang atas, pisau okulasi untuk rnengambil mata tunas dan menyayat batang bawah, pita plastik untuk rnengikat pertautan okulasi, pelepah pisang untuk menempatkan kayu okulasi, sabut kelapa untuk membersihkan batang bawah, dan kain lap untuk membersihkan pisau okulasi.
2) Waktu Okulasi
Saat terbaik melakukan okulasi adalah pada musim hujan karena saat itu kelembapan tinggi. Tidak dianjurkan melakukan okulasi pada pertengahan musim kemarau karena risiko kegagalannya sangat tinggi akibat udara yang kering dan panas. Sebaiknya kegiatan okulasi dilakukan pukul 07.00-10.00, saat matahari belurn bersinar terik.
3) Cara melakukan okulasi coklat dan okulasi hijau pada karet

Setelah memiliki batang bawah, maka diperlukan entres. Kebun entres disediakan secara khusus yang diketahui dari klon terpilih. Penyediaan batang entres dipersiapkan secara khusus yaitu sesuai untuk okulasi batang coklat atau hijau. Untuk okulasi batang coklat, diperlukan entres batang coklat yaitu entres yang ditanam dengan jarak 100 cm x 100 cm. Sedangkan okulasi hijau, entres yang ditanam dengan jarak 100 cm x 50 cm.
Setelah diperoleh batang atas (entres) maka kita perlu mengenal bagian mata tunas. Ada 3 jenis mata tunas yang tampak pada tanaman karet yaitu:
Mata daun
Mata sisik
Mata bunga
(a) Cara okulasi coklat
- Buatlah terlebih dahulu jendela okulasi pada batang bawah. Batang bawah ini harus bersih dari tanah atau kotoran yang menempel. Jendela okulasi dibuat 7-10 cm dari tanah dengan lebar sepertiga lingkaran batang dan panjangnya sekitar 5 cm. Arah pengirisan dari bawah ke atas dan ujung pisau harus menyentuh kayunya. Bagian atas jendela diiris miring, sedangkan bagian bawah tidak. Lihat Gambar 8.
- Pengirisan batang bawah jangan serentak. Irislah setiap kali 10-15 batang dan biarkan hingga getahnya kering sehingga kulitnya mudah dikupas.saat mengupas, pisau dan jari jangan sampai menyentuh getah.
- Sambil menunggu getahnya kering, irislah mata tunas beserta perisainya dari kayu entres. Pada pengirisan ini harus disertakan lapisan kayu yang menutup jiwa. Jiwa atau bakal tunas jangan sampai rusak. Pengirisan ini harus lebih kecil dari ukuran jendela okulasi untuk semua sisi.
- Perisai dipegang tepinya dan bagian dalamnya jangan sampai teraba oleh jari. Bila perisai harus diletakkan di tanah, letak punggungnya di bawah dan bagian atasnya di atas. Bersihkan tepi perisai yang tajam hingga diperoleh ukuran yang sama dengan jendela okulasi. Potonglah sisi bawah perisai tegak lurus di bagian yang tidak pernah tersentuh oleh jari. Lihat Gambar 9.
- Setelah itu, keluarkan lapisan kayu pada perisai dengan cara jari tangan menahan bagian punggungnya dan pisau menahan bagian dalamnya. Hati-hati jangan sampai kulitnya dibengkokkan. Periksa keberadaan bakal tunasnya di bagian dalam yang tampak seperti bintil. Jika sudah tidak ada, maka perisai itu tidak bisa digunakan.
- Setelah diperiksa, potonglah bagian atas perisai dengan kemiringan yang sama dengan kemiringan bagian atas jendela. Bagian yang dipotong adalah bagian yang sudah terkena pisau melepaskannya dari kayu.
- Kemudian jendela yang sudah kering dikupas dengan hati-hati dengan bantuan ujung pisau. Ujung pisau mengupas kulit dari bagian ujung jendela hingga seluruh kulit pada jendela terkupas. Kulit kambium pada lapisan luar bisa dipegang. Sedangkan kambium yang ada pada batang bawah jangan sampai tersentuh.
- Setelah perisai dan jendela siap, segera perisai ditempelkan ke jendela okulasi. Setelah saling menempel perisai jangan sampai bergeser karena akan merusak lapisan kambium pada jendela okulasi dan bakal tunas akan lepas. Tempelkan perisai dengan posisi bekas kaki daun letaknya di bawah mata tunas. Lihat Gambar 10.
- Setelah ditempelkan, bibir jendela okulasi ditutupkan tepat di punggung perisai dan dibalut dengan tali rafia. Arah balutan dari bawah ke atas, kemudian dari atas ke bawah, begitu seterusnya hingga balutan tampak rapat. Jika arah bukaan jendela okulasi dari bawah ke atas, maka pembalutan ini harus dimulai dari atas ke bawah dan seterusnya. Lebihkanlah balutan sekitar 2 cm dari atas dan dari bawah jendela agar balutan menjadi kuat. (lihat Gambar 11)

- Setelah okulasi berumur 14 hari, balutan bisa dilepas. Kemudian okulasi diperiksa dengan cara perisai ditoreh halus. Bila torehannya berwarna hijau, berarti okulasi itu jadi, sedangkan bila berwarna cokelat berarti mati. Setelah diperiksa bibir jendela okulasi dipotong. (lihat Gambar 12) Okulasi diperiksa kembali setelah seminggu dibuka.
- Sebelum okulasi dipindahkan, batang sebelah atas perisai mata okulasi dipotong. Pemotongan dilakukan pada ketinggian 5-10 cm diatas jendela okulasi dengan sudut 45-60ยบ. (lihat Gambar 13) Setelah dipotong, bekas pemotongan diolesi dengan parafin atau ter untuk melindungi luka dari bakteri atau jamur.
-

(b) Cara okulasi hijau
Membuat okulasi hijau, secara teknis tidak berbeda dengan cara okulasi coklat.

Okulasi hijau berguna untuk menyiapkan bibit secara cepat.
Caranya kebun entres disiapkan dengan cara memangkas atau memotong kayu entresnya di atas mata tunas dengan ketinggian sekitar 90 cm. Potongan ini dilakukan pada kayu entres yang berumur setahun atau lebih. Tunas-tunas yang berumur 1-3 bulan setelah pemangkasan dapat digunakan sebagai entres.

Entres okulasi hijau tidak dapat disimpan lama sehingga pengokulasian harus segera dilakukan. Selain itu, juga tidak bisa dikirim ke tempat lain yang membutuhkan waktu lama.

Beberapa perbedaan okulasi hijau yang perlu diperhatikan yaitu:
- bila okulasi akan dilakukan di kantong plastik, pemotongan dilakukan sekitar 7 hari setelah balutan dibuka.
- Jika okulasi dilakukan dilahan persemaian, maka pemotongan tidak bergantung pada pembukaan balutan melainkan harus 7-10 hari sebelum dipindahkan ke kantong plastik.
- bibit okulasi hijau tidak boleh ditanam dalam bentuk bibit stum mata tidur.

Beberapa jenis bibit hasil okulasi yaitu:
- Stum mata tidur, bibit okulasi yang tumbuh di pembibitan selama 2 bulan setelah pemotongan. Bibit yang baik berakar tunggang satu dan tidak bercabang.

- Stum mini, bibit okulasi yang tumbuh di pembibitan selama 8-12 bulan setelah pemotongan. Tunas yang tumbuh dipotong setinggi 50 cm di atas pertautan okulasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 16.
- Stum tinggi, bibit okulasi yang tumbuh di pembibitan selama 2-2,5 tahun setelah pemotongan. Tunas yang tumbuh dipotong setinggi 2,5-3 meter di atas pertautan okulasi.

- Bibit okulasi dalam kantong plastik, yaitu hasil penanaman stum mata tidur dalam kantong plastik hingga terbentuk 2-3 payung daun (berumur 1 tahun). Bahkan 6-7 payung daun (berumur 2 tahun). Teknik okulasi yang dilakukan adalah okulasi hijau.

- Bibit sistem sarung dan tapih, yaitu dapat berupa stum mata tidur yang memiliki 1-3 payung daun atau berbentuk stum mini. Bibit tersebut dibungkus plastik tipis. Ukurannya 40x30 cm dan diikat dengan tali karet gelang sebanyak lima buah.