Kamis, 31 Maret 2011

BUDIDAYA TANAMAN KOPI

I. Pendahuluan

Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, di samping itu tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa Barat.

Tanaman kopi jenis arabika sat ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kopi Robusta yang mana pada tahun 1990 harga kopi Arabika 1,85 U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83 U$D/Kg.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga kopi Robusta di pasaran dunia antara lain :

  1. Kelangkaan pasok jenis kopi Arabika.
  2. Kopi robusta mengalami over supply.
  3. Penggunaan kopi Robusta semakin tinggi.
  4. Situasi pasaran dunia untuk jenis Robusta menurun sehingga ICO melakukan pemotongan kuota sebanyak 2 kali lipat dalam setahun.

Dari hal tersebut perlu adanya usaha pemilihan jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis dan rasa yang relatif baik serta yang tahan terhadap penyakit karat daun.

Usaha untuk merebut peluang pasar kopi antara lain dengan Pengembangan tanaman kopi Arabika melalui kegiatan peremajaan, peluasan dan rehabilitasi tanaman kopi dari kopi Robusta menjadi kopi Arabika.

II. Pengertian

1. Peremajaan

Peremajaan adalah usaha menggantikan tanaman yang secara ekonomis tidak menguntungkan lagi karena produktivitasnya rendah sehingga perlu diganti dengan yang baru dan dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi.


2. Perluasan

Kegiatan perluasan adalah menanam tanaman kopi di areal baru yang lingkungannya sesuai dengan persyaratan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi.


3. Rehabilitasi

Rehabilitasi kebun adalah kegiatan untuk memulihkan kondisi kebun ke keadaan yang lebih baik, sehingga produktivitasnya meningkat. Rehabilitasi tanaman ditujukan pada populasi tanaman yang telah berkurang karena kesalahan kultur teknis, serangan hama dan penyakit serta kekeringan yang akan akan mengakibatkan produktivitas tanaman per hektar rendah atau tidak menguntungkan untuk diusahakan.


III. Budidaya Tanaman Kopi Arabika

Pada dasarnya untuk usahatani dan budidaya kopi arabika melalui kegiatan Perluasan, Peremajaan dan Rehabilitasi adalah sama seperti pada kegiatan penanaman baru, yaitu :

1. Syarat Tumbuh

· Lokasi

ü Letaknyas terisolir dari pertanaman kopi varietas lain ± 100 meter.

ü Lahan bebas hama dan penyakit

ü Mudah pengawasan

· Tanah

ü PH tanah : 5,5 – 6,5

ü Top Soil : Minimal 2 %.

ü Strukrur tanah : Subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.

·

Iklim

ü Tinggi tempat : 800 – 2000 m dpl

ü Suhu : 15º C – 25º C.

ü Curah hujan : 1.750 – 3000 mm/thn

Bulan kering 3 bulan


2. Bahan Tanaman

Untuk perbanyakan tanaman di lapangan diperlukan Bibit Siap Salur dengan kriteria sebagai berikut :

ü Sumber benih : Harus berasal dari kebun induk atau perusahaan yang telah ditunjuk.

ü Umur bibit : 8 -12 bulan

ü Tinggi : 20 -40 cm

ü Jumlah minimal daun tua : 5 – 7

ü Jumlah cabang primer : 1

ü Diameter batang : 5 – 6 cm


Kebutuhan bibit/ha

· Jarak tanam : 1,25 m x 1,25 m

· Populasi : 6.400 tanaman

Untuk sulaman : 25 %


3. Penanaman

a. Jarak Tanam

Sistem jarak tanam untuk kopi arabika antara lain :

ü Segi empat : 2,5 x 2,5 m

ü Pagar : 1,5 x 1,5 m

ü Pagar ganda : 1,5 x 1,5 x 3 cm


b. Lobang Tanam

ü Harus dibuat 3 bulan sebelum tanam.

ü Ukuran lubang 50 x 50 x 50 cm, 60 x 60 x 60 cm, 75 x 75 x 75 cm atau 1 x 1 x 1 m untuk tanah yang berat.

ü Tanah galian diletakan di kiri dan kanan lubang.

ü Lubang dibiarkan terbuka selama 3 bulan.

ü 2 -4 minggu sebelum tanam, tanah galian yang telah dicampur dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15/20 kg/lubang, dimasukkan kembali ke dalam lubang.

ü Tanah urugan jangan dipadatkan.


  1. Penanaman

ü Penanaman dilakukan pada musim hujan

ü Leher akar bibit ditanam rata dengan permukaan tanah.


4. Pemeliharaan

a. Penyiangan

· Membersihkan gulma di sekitar tanaman kopi.

· Penyiangan dapat dilakukan bersama-sama dengan penggemburan tanah

· Untuk tanaman dewasa dilakukan 2 x setahun

b. Pohon Pelindung

· Penanaman pohon pelindung

ü Tanaman kopi sangat memerlukan naungan untuk menjaga agar tanaman kopi jangan berbuah terlalu banyak sehingga kekuatan tanaman cepat habis.

ü Pohon pelindung ditanam 1 – 2 tahun sebelum penaman kopi, atau memanfaatkan tanaman pelindung yang ada.

ü Jenis tanaman untuk pohon pelindung antara lain lamtoro, dadap, sengon, dll.

· Pengaturan pohon pelindung

ü Tinggi pencabangan pohon pelindung diusahakan 2 x tinggi pohon kopi

ü Pemangkasan pohon pelindung dilakukan pada musim hujan.

ü Apabila tanaman kopi dan pohon pelindung telah cukup besar, pohon pelindung bisa diperpanjang menjadi 1 : 2 atau 1 : 4.


c. Pemangkasan Kopi

· Pangkasan Bentuk

ü Tinggi pangkasan 1,5 – 1,8 m

ü Cabang primer teratas harus dipotong tinggi 1 ruas

ü Pemangkasan dilakukan di akhir musim hujan

· Pangkasan Produksi

ü Pembuangan tunas wiwilan (tunas air) yang tumbuh ke atas.

ü Pembuangan cabang cacing dan cabang balik yang tidak menghasilkan buah.

ü Pembuanagn cabang-cabang yang terserang hama penyakit.

ü Pemangkasan dilakukan 3 – 4 kali setahun dan dikerjakan pada awal musim hujan.

· Pangkasan Rejupinasi (pemudaan)

ü Ditujukan pada tanaman yang sudah tua dan produksinya sudah turun menurun

ü Pada awal musim hujan, batang dipotong miring setinggio 40 – 50 cm dari leher akar. Bekas potongan dioles dengan aspal.

ü Tanah disekeliling tanaman dicangkul dan dipupuk

ü Dari beberapa tunas yang tumbuh pelihara 1 -2 tunas yang pertumbuhannya baik dan lurus ke atas.

ü Setelah cukup besar, disambung dengan jenis yang baik dan produksinya tinggi.

5. Pemupukan

a. Dosis pemupukan kopi per pohon adalah :

· Umur 1 tahun : 50 gr Urea, 40 gr TSP, dan 40 gr KCL.

· Umur 2 tahun : 100 gr Urea, 80 gr TSP, dan 80 gr KCL.

· Umur 3 tahun : 150 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.

· Umur 4 tahun : 200 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.

· Umur 5-10 tahun : 300 gr Urea, 150 gr TSP, dan 240 gr KCL.

· Umur 10 thn keatas : 500 gr Urea, 200 gr TSP, dan 320 gr KCL.

b. Pupuk diberikan dua kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan masing-masing setengah dosis.

c. Cara pemupukan dengan membuat parit melingkar pohon sedalam ± 10 cm, dengan jarak proyek tajuk pohon (± 1 m)

6. Pengendalian Hama Penyakit.

a. Hama

· Hama Bubuk Buah

ü Penyebab adalah sejenis kumbang kecil

ü Menyerang buah muda dan tua

ü Pengendalian dengan mekanis yaitu dengan mengumpulkan buah-buah yang terserang, secara kultur teknis dengan penjarangan naungan dan tanaman sedangkan secara chemis dengan Insektisida Dimecron 50 SCW, Tamaron, Argothion, Lebaycide, Sevin 85 S dengan dosis 2 cc / liter air.

· Bubuk Cabang (Xyloborus moliberus)

ü Menyerang/menggerek cabang dan ranting kecil 3 – 7 dari pucuk kopi.

ü Daun menjadi kuning dan rontok kemudian cabang akan mongering.

ü Pengendalian sama seperti pada hama bubuk buah.


b. Penyakit

Penyakit Karat Daun

ü Penyebab adalah sejenis Cendawan.

ü Tanda serangan ada bercak-bercak merah kekuningan pada bagian bawah daun, sedangkan di permukaan daun ada bercak kuning. Kemudian daun gugur, ujung cabang muda kering dan buah kopi menjadi hitam kering dan kualitas tidak baik selanjutnya tanaman akan mati.

ü Pengendalian secara kultur teknis dengan menanam jenis kopi arabika yang tahan sepertio S 333, S 288 dan S 795 serta menjaga agar kondisi FungisidaDithane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air.


c. Panen

· Kopi Arabika mulai berbuah pada umur 4 tahun.

· Petik buah yang betul masak dengan warna merah, tua agar menghasilkan kopi yang berkualitas.

· Pada waktu panen (pemetikan) agar berhati-hati supaya tidak ada bagian pohon/cabang/ranting) yang rusak.

Pohon Jabon

Jabon adalah Tanaman Kayu Keras yang cepat tumbuh, Tanaman yang termasuk famili Rubiaceae ini tumbuh baik pada ketinggian 0 – 1 000 m dpl, pada jenis tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik.

Jabon merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat. Saat ini, jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, kayu lamina, dan industri perkayuan Iainnya. Pasalnya, jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya seperti sengon yang sudah popular di masyarakat.

Jabon adalah jenis pohon cahaya (light-demander) yang cepat tumbuh. Pada umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 9 m dengan diameter 11 cm. Pada usia 5- 6 tahun lingkar batangnya bisa 40 sampai 50 cm, diameter Pertumbuhan antara 5-10 cm/tahun. Di alam bebas, pohon Jabon pernah ditemukan mencapai tinggi 45 m dengan diameter lebih dari 100 cm.

Selain pertumbuhannya yang cepat, keunggulan jabon di antaranya memiliki tingkat kelurusan batang yang sangat bagus, cabangnya rontok sendiri sehingga tidak memerlukan pemangkasan, dan Iebih tahan penyakit. dan bentuk tajuk seperti payung dengan sistem percabangan melingkar. Daunnya tidak lebat. Batang lurus silindris dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus. Batangnya bebas cabang sampai 60%,, warna kayunya putih krem (kuning terang) sampai sawo kemerah merahan.

Kayunya mudah dikeringkan, mudah dipaku, di bor dan di lem, susutnya rendah. Sangat mungkin dimanfaatkan oleh Industri kayu, Mebel/Furniture, Bahan Plywood/kayu Lapis, Batang Korek Api, Alas sepatu, Papan, Peti, bahan kertas kelas sedang.

Pohon usia 5 tahun dapat di panen, Usaha Kebun JABON menguntungkan dan menjanjikan

INDENTIFIKASI JENIS KAYU JABON



1. NAMA BOTANIS

Anthocephalus chinensis (Lamk.) A. Rich. ex Walp. syn. Anthocephalus cadamba Miq, famili Rubia¬ceae.


NAMA DAERAH

Jabon, jabun, hanja, kelampeyan, kelampaian (Jw); galupai. galupai bengkal, harapesn, johan, kalam¬pain, kelampai, kelempi, kiuna, lampaian, pelapai¬an. selapaian, serebunaik (Smt); ilan, kelampayan, taloh, tawa telan. tuak, tuneh, tuwak (Kim); bance, pute. loeraa, pontua, suge manai, sugi manai, pekaung. toa (Slw); gumpayan. kelapan. mugawe, sencari INTB); aparabire, masarambi (lJ).


NAMA DI NEGARA LAIN

Gao (Vnl); kadam (Bma, Fr, Gm, Ind, It, NI, Pak, Sp, UK, USA); laran (Sb); kelempayan (Mly); selimpoh, limpoh, entipong, sempayan (Swk); bangkal (Bm); mau-Iettan-she (Bma); kaataan bangkal (PI).


HABITUS

Tinggi pohan dapat mencapai 45 m dengan panjang batang bebas cabang 30 m, diameter sampai 160 Cm. Batang lurus dan silindris, bertajuk tinggi dengan cabang mendatar, berbanir sampai ketinggi¬an 1,50 m, kulit luar berwarna kelabu-coklat sampai coklat, sedikit beralur dangkal.



2. SIFAT-SIFAT KAYU JABON


SIFAT FISIK

Ciri Umum


Warna
Kayu teras berwarna putih semu-semu kuning muda, lambatlaun menjadi kuning semu-semu gading, kayu gubal tidak dapat dibedakan dari kayu teras.


Tekstur
Tekstur kayu agak halus sampai agak kasar.


Arah serat
Arah serat lurus, kadang-kadang agak berpadu.


Kesan raba
Permukaan kayu licin atau agak licin.


Kilap
Permukaan kayu jelas mengkilap atau agak mengkilap.


Pori
Pori bergabung 2-3 dalam arah radial, jarang so¬liter, diameter 130-220 µ, frekuensi 2-5 per mm2.


Parenkim
Parenkim agak jarang, dapat dilihat di bawah loupe 10x seperti garis-garis pendek yang tersebar, seringkali 2-3 garis bersambungan dalam arah tangensial di antara iari-jari dan bersing¬gungan dengan pori, atau membentuk garis-garis panjang yang halus dan merupakan jaringan se¬perti jala dengan jari-jari


Jari-jari
Jari-jari uniseriat, tinggi 580 µ, lebar 44 µ, fre¬kuensi 2-3 per mm.


Serat
Panjang serat 1.979 µ dengan diameter 54 µ, tebal dinding 3,2 µ dan diameter lumen 47,6 µ


3. KEUNGGULAN JABON (Antocephalus Cadamba)

Jabon memiliki beberapa keunggulan di bandingkan dengan tanaman kayu rimba lainnya. Selain daya tumbuhnya yang sangat cepat, tingkat kelurusannya juga tinggi, berbatang silinder dan cabang yang ada pada masa pertumbuhan akan rontok dengan sendirinya ketika pohon meninggi. Sifat ini menguntungkan karena tidak memerlukan pemangkasan. Kayunya berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat serat sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis (playwood), mebeler, bahan bangunan non kontruksi, maupun kayu gergajian, tanaman Jabon menpunyai usai optimal berkisar 12 tahun tetapi pada usia 6 – 8 tahun sudah dapat di tebang (Ǿ 30 up).



BUDIDAYA TANAMAN JABON

Prospek bisnis budi daya jabon sangat menguntungkan. Seiring dengan Kebutuhan kayu nasional yang mencapai lebih dari 60 juta m³/tahun menjadi latar belakang adanya peluang bisnis yang menarik untuk dikembangkan dan kenaikan harga jual kayu jabon, bisnis ini dapat mendatangkan keuntungan hingga ratusan juta rupiah. Jaminan pasar yang siap menampung panen kayu jabon menjadikan pembudidayaan jabon memiliki peluang usaha yang sangat baik.

Peluang mendapatkan keuntungan dengan cara membangun hutan buatan untuk menanam berbagai jenis tanaman hutan. Jenis tanaman hutan yang ditanam harus memenuhi beberapa persyaratan, sebagai berikut.

Di dalam buku “Bertanam Jabon” yang ditulis oleh Dadan Mulyana, S.Hut., M.Si, Ceng Asmarahman, S.Hut., M.Si, & Idham Fahmi, S.Hut ini dibahas berbagai hal mengenai jabon, mulai dari pengenalan jabon, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pemasaran, hingga analisis usaha budi daya jabon.

Pola Hutan Rakyat Umumnya menggunakan jarak tanam 2 x 2,5 m. dengan perawat an yang baik dan tidak dibiarkan tumbuh liar dengan sendirinya maka pertumbuhan dan perkembangan cepat dan maksimal.

Perkebunan pada umumnya menggunakan jarak tanam yang direkomendasikan yaitu 4 x 5 m. jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya, sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon, jadi jarak 4 x 5 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon tetapi bisa juga menggunakan jarak 4 x 4 m.


Perawatan :

Semprot Pestisida secara aktif per 1 atau 2 minggu sekali selama 3-5 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat.setelah daun cukup banyak pengusida sudah tidak perlu disemprotkan lagi,sebab daun tidak akan habis dimakan ulat sebab daun sudah banyak.


Pemupukan :

untuk pertumbuhan, pemupukan dapat dilakukan Minimal cukup sampai usia 3 tahun, (sudah bagus, karna untuk 3 tahun keatas sumber makanan unsur hara dari serasah yang terdekomposisi secara alami selama 1-3 tahun telah mengurai menjadi unsur hara dan kesimbungan dekomposisi serasah 3-6 tahun, yang mana jabon dapat hidup dengan PH 4,5 (Masam) – 7,5 (Basah), Masam : Unsur Mikronya banyak & Unsur Makronya sedikit, Basah : Unsur Makronya banyak & Mikronya sedikit), cukup kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang + NPK, Periode pemupukan 1-2 kali/setahun.

Awal tanam = 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena/menumpuk pada batang pangkal)
1 Tahun – 2 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 05 kilo + NPK 2,5 On
2 Tahun – 3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 10 kilo + NPK 5,0 On

Dapat juga hanya dengan kompos :

1 Tahun – 2 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 20 Kilo

2 Tahun – 3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 20 kilo

Kompos sangat penting peranannya,kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang berperan sebagai absorbent yg dapat menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation didalam tanah. tampa kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang tanah semakin lama semakin jenuh,jika tanah jenuh pemberian pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbarui kondisi tanah dan menjadikan tanah disekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur, dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut. *PUPUK KANDANG YANG BELUM MATANG TIDAK BAIK DIGUNAKAN UNTUK PEMUPUKAN, PUPUK KANDANG YANG SUDAH MATANG DITUNJUKAN DARI TIDAK BERBAU KOTORAN, TAPI BERBAU HUMUS(TAHAH) DAN TIDAK PANAS*

Perawatan Kebersihan disekitar pohon,agar sumber makanan akar tidak terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon, minimal perawatan sampai usia 1 tahunan, Sampah serasah di kumpulkan menjadi Ring keliling Pohon dengan radius jarak 1 meter, agar serasah cepat terdekomposisi bermanfaat menjadi Hara ,serasah disiram Bakteri Pengurai agar cepat Permentasi,untuk selebihnya dapat juga dibiarkan,sebab daya serap akar sudah kuat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

  1. kunci penanaman, bila dirasa tidak hujan setelah ditanam, siram dengan segayung air. maka jabon akan bertahan sampai 10 hari bila menunggu hujan.
  2. hama yang muncul setelah tanam sampai saat ini adalah, uret, busuk jamur(hujan tinggi), belalang dan ulat, hama ini mudah diatasi dengan indektisida, fungisida, campurkan dengan perekat.
  3. bila terpaksa dipangkas cabangnya, paling tidak 30 cm dari pangkal batang, untuk menghindari air masuk ke batang utama.
  4. pilihlah bibit yang berdaun hijau tua, batang hijau tua, jangan terkecoh jabon tinggi kayak lidi dan daunnya kuning.
  5. uret biasanya muncul bila intensitas hujan tinggi, gunakan disinon 10g bila furadan kurang mengatasi.
  6. hama yang muncul adalah ulat keket berduri, bisa disemprot atau diambil manual.


INVESTASI Budidaya JABON

Kebutuhan kayu Jabon akan terus meningkat akibat efek dari kebijakan pemerintah, tentang pelarangan penebangan kayu dari hutan alam, namun disamping itu sisi baiknya, Pemerintah Menerbitkan PP No.6 Tahun 2007 tentang HTR Hutan Tanaman Rakyat, terutama salah satunya adalah HTR Pola mandiri , untuk jenis tanaman masyarakat diberi kebebasan dalam memilih, namun disarankan tanaman yang mempunyai daur (umur) pendek 8 tahun, memiliki nilai ekonomi tinggi serta mudah dalam pemasarannya, pemerintah juga dapat membantu mengatur mekanisme pemasaran dengan pengusaha perkayuan, tentu dalam hal ini adalah sebuah Nuasa baru dalam tata kelola hutan di indonesia , dimana pemerintah pasti melandasinya dengan niat baik bagi kesejahteraan Rakyat, Perubahan yang patut disambut dengan gembira.

Sedangkan kebutuhan kayu dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun, sementara hutan di Indonesia semakin kritis. saat ini Jabon merupakan kayu yang cukup populer sebagai bahan baku vinir, kayu lapis, dan pulp. Produsen peti buah, mainan anak-anak, korek api, cetakan beton juga memerlukan kayu ini. Permintaan ekspor pun terus meningkat. Dapat tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi. Keuntungan Dari 1 ha akan diperoleh sekitar 700 m3. Dengan harga saat ini Rp.1.000.000/m3 pada umur tanaman 5 tahun.


MANFAAT KAYU JABON

  1. Kayu Jabon digunakan untuk korek api, Slet (pinsil), sumpit sebab kayu jabon ringan, serat lebih halus sehingga mudah pengejaan sewaktu di olah menggunakan mesin atau sewaktu masuk kemesin pengolahan.
  2. Sebagai Peti pembungkus atau peti kemas selain mempunyai keteguhan gesek, keteguhan pukul dan cukup ringan bisanya di guanakan sebagai paking box sebelum barang yang di kemas di muat atau dimasukkan kedalam container sewaktu pengiriman barang sebelum di kirim terlebih dahulu di sterilkan (Fumigation) dan kayu jabon tahan terhadap serangan jamur perusak.
  3. Kayu Jabon juga sebagai bahan kerajinan tangan berupa hiasan atau mainan di karena menpunyai sifat kayu yang lunak serat lebih halus sehingga mudah dalam pengerjaaanya.
  4. Kayu Jabon juga dapatdi gunakan sebagai bahan baku kertas (pulp) dikarenakan mempunyai sifat kimia yaitu memiliki kandungan selulosa cukup tinggi ± 52.4% dan panjang serat 1.979.
  5. Kayu Jabon dapat di guanan sebagai kontruk darurat ringan yang bersifat sementara dan jangka waktu pendek mengingat kayu jabon termasuk kelas awet IV-V yang tidak terlalu lama apalagi bila di luar out door. Tapi kayu abon tidak cocok untuk kontruksi bangunan permanen.
  6. Kayu jabon sebagai veneer atau bahan baku kayu lapis (plywood) karena memiliki serat yang harus, berat kayu tergolong ringan, pada umumya bentuk batang silindris sehinnga tidak bayak bahan yang terbuang sewaktu masuk mesin rotary (pengupasan). Dan memunyai tingkat keuletan sehigga veneer yang di hasil kan tidak mudah robek atau patah mengingat panjang serat cukup tinggi. Untuk sekarang ini banyak di gunakan seperti yang di gunakan pada salah sayu perusahaan plywood di kab Cirebon jawa barat.
  7. Untuk pengembangan dan pembudidayaan jenis kayu jabon untuk sekarang ini banyak di lakukan oleh perusaahan atau industry primer/penggergajian dan industry plywood pada lahan kritis atau yang terbuka mengingat jenis ini mudah tumbuh pada lahan terbuka yang cukup mendapat cahaya matahari.

(Diolah dari beberapa sumber)

Mengatasi ulat pada tanaman Jabon

Dalam penanaman bibit jabon salah satu kendala yang dihadapi oleh para pekebun yang muncul di lapangan paling sering adalah hama ulat penggulung daun (a.hilaliris) ulat ini bersembunyi didalam daun dan menciptakan suatu benang halusdan memakan daun secara serakah ,akibatnya daun jabon bisa mengering dan menyebabkan pengguguran dan penggundulan ,sebetulnya hama ini tidak mematikan dan adaun bisa tumbuh lagi terutama bagi tanaman jabon yang rantingnya di pangkas sehingga ulat tidak akan memakan habis.

penyebab kehadiran ulat ini salah satunya adalah penanaman monokultur skala luas tanpa diimbangi tanaman pendamping yang menolak hama seperti suren,mimba,mindi,dan sebagainya.kebersihan lahan dan kondisi kesuburan tanah dan kelembaban juga sangat berpengaruh dimana intensitas serangan juga berbeda beda berdasarkan ketinggian dari permukaan laut (dpl).
salah satu metode penanganan hama adalah dengan dua cara :

1. cara kimiawi : dengan cara penyemprotan instektisida sistemik yang menyerap kedalam daun dicampur perekat .salah satu merk dagang yang banyak kita pakai adalah PREFATHON,atau DECIS,atau RIZOTIN ditambah perekat dan perata.disemprotkan sesuai dosis pada ujung daun kebawah sampai setengah daun utama karena daun kebawah tidak berpengaruh bila tidak disemprot.

2. cara biologis juga terbagi dua antara lain :
a. Penyemprotan dengan ramuan daun tembakau,dicampur daun sirsak dengan perbandingan 1 kg daun
tembakau dan 0,5 kg daun sirsak dicacah direndam 5 liter air selama semalam dan diencerkan per liter dengan 15 liter air.semprotkan
b. dengan memanfaatkan predator alami seperti semut rang-rang ,caranya dengan meletakkan usus ayam pada ranting kayu jabon sehingga semut akan datang dan bersarang,semut rang-rang akan menyerang ulat jabon cara ini sukses diterapkan pada petani kami dan pada petani kakao selain itu juga sebagai pencegahan.
dan mencegah adalah lebih baik daripada mengobati karena tanaman apapun pastilah memiliki hama,dan hama juga memiliki musuh alami tetapi kadang karena penanaman yang tidak memiliki kaidah yang jelas akan mengganggu keseimbangn dalam ekosistem.

Jumat, 25 Maret 2011

Pembuatan Kerupuk Ikan dan Udang


kerupuk-udang

I. Langkah Kerja

A. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah semua jenis ikan / udang. Jenis ikan yang
umum digunakan adalah tenggiri, belida, kakap, gabus dan sebagainya.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, pada pembuatan kerupuk ikan dan udang dibutuhkan bahan baku daging ikan / udang yang masih segar. Bila bahan baku yang digunakan kurang baik kesegarannya akan mempengaruhi rasa, rupa dan bau yang dihasilkan.

B. Membuat Krupuk Ikan / udang

1. Bahan yang diperlukan :

-Daging ikan halus 500 gram
-Tepung tapioca 1 kg
-Telur bebek 6 butir
-Garam 1,5 ons
-Soda 0,25 ons
-Gula 500 gram

2. Cara Membuat Kerupuk Ikan / Udang

a. Persiapan
-Cuci ikan dan buatlah fillet
-Ambil daging ikan dengan cara di kerupuk menggunakan sendok
-Haluskan / giling daging ikan tersebut sampai halus
-Timbang daging ikan halus 500 gram
-Timbang bahan-bahan tambahan / bumbu yang diperlukan.

b. Membuat Adonan

Campurkan daging halus dengan garam, gula,soda dan telur sambil
diremas-remas. Kemudiam masukkan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil
diaduk hingga adonan rata dan tidak lengket di tangan (bila perlu dapat
diberi air).

c. Pembungkusan

Adonan yang telah lumat dicetak atau dibentuk silinder yang besarnya
menurut kebutuhan dan keinginan. Kemudian dibungkus dengan daun pisang atau plastik. Adonan dapat juga dapat dicetak menggunakan cetakan dari kaleng.

d. Pengukusan

Pengukusan dilakukan selama 1 – 2 jam sampai adonan matang. Untuk
mengetahui adonan tersebut matang dapat dilakukan dengan memasukkan lidi
pada adonan tersebut. Bila adonan tidak lengket pada lidi berarti adonan
tersebut sudah matang

e. Pemotongan

Adonan yang sudah matang dibiarkan dingin (simpan selama 1-2 hari).
Kemudian dipotong / diiris tipis-tipis ( ketebalan 1 – 2 mm)

f. Penjemuran

Irisan kerupuk diatur diatas rak / para-para penjemuran dan dijemur sampai
kering

Kamis, 17 Maret 2011

TEKNIK OKULASI KARET

OLEH :

FADDALENA SIMANJUNTAK, SP

BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN

2010

TEKNIK OKULASI

1. Sejarah

Sejak awal tibanya tanaman karet di Indonesia sudah di usahakan menggandakan secara vegetatif, tetapi hasilnya tidak memuaskan lalu van helten melakukan percobaan yang intensif dari tahun 1910-1113 untuk mencari teknik perbanyakan, tetapi tidak memiliki nilai praktis kemudian di upayakan kerja sama dengan pengebun bojong datar dan pasir waringin. Akhirnya van helten berhasil menemukan metode yang lebih baik yaitu perbanyakan dengan okulasi. Dewasa ini dikenal 4 caara okulasi untuk penyediaan bibit komersial yaitu: okulasi coklat , okulasi hijau, okulasi bertangkai, dan okulasi mini

2. Pengertian

Okulasi adalah salah satui teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang berbeda adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan yang diharapkan dari batang bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas adalah produksi Latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan dilapangan dikatakan tanaman okulasi sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan disebut tanaman semai.

3. Teknik Okulasi Konvensional

Dikatakan teknik okulasi konvensional karena metoda okulasi inilah yang umum digunakan untuk mempersiapkan bentuk bahan tanaman secara komersial hingga munculnya teknik yang baru yaitu: okulasi hijau (Green budding) okulasi konvesional ini disebut juga okulasi coklat ( brown budding)

- Batang bawah

Untuk keberhasilan okulasi perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:

- Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC1320

- Bibit Semaian telah berumur 9 hingga 18 bulan batangnya sudah berwarna coklat dan mempnuyai 4-5 karangan daun dapat juga digunakan yang berumur 6-9 bulan asal sudah berbatang coklat dan mempnyai 3-4 karangan daun

- Diameter batang telah mencapai 1,5-2 cm dan pertumbuhannya normal

- Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada daun stadia daun tua

Taraf pertumbuhan batang bawah sangat mempengaruhikeberhasilan okulasi, pengokulasianpada stadia flush (bersemi) atau masa pembentukan payung daun sangat rendah persentase okulasi yang jadi

3.2. - Batang Atas atau Entres

Sebagai batang atas di pilih klon yang ssesuai dengan likungan ekologi yang bersangkutan dari klon-klon yang dianjurkan terutama klon-klon yangdianjurkan dalam skla besar. Pemilihan klon yang tepat akan menjamin produktivitas dikemudian hari dalam jangka panjang.

3.3. - Mata Tunas

Ada 3 jenis mata atau kuncup tidur (Dorman) yang dikenal pada tanaman karet dan satu mata bunga:

- Mata Ketiak: atau disebut juga mata prima yang fitandai adanya bekas tangkai daun atau berda pada ketiak daun, bila hendak digunakan terlebih dahulu dipangkas daunnya kira-kira 10 hari sebelum dipotong di gunakan sebagai mata untuk okulasi coklat.
-
Mata burung: ditandai adanya tangkai daun rudimenter. Yang digunakan untuk okulasi hijau.
-
Mata sisik: mata yang terdapat dibawah kuncup daun-daun ( Flush) atau pada ujung payung daun. Digunakan untuk okulasi mini.
-
Mata bunga: terdapat pada tanaman yang sudah masuk umur berbunga tidak dapt digunakan untuk okulasi.

4. Teknik Okulasi Hijau

Disamping tekni okulasi konvensional atau okulasi coklat dikembangkan pula metoda okulasi hijau kalau dalam okulasi konvensional digunakan batang bawah yang sudah berwarna coklat maka dalam okulasi hijau digunakan mata okulasi dari entres yang masih berwarna hijau(green budwood). Berdasarkan warna komponen tersebut dikatakanlah okulasi hijau.

4.1. - Batang bawah

Syarat-syarat batang bawah okulasi hijau adalah sebagai berikut:

- Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC1320.

- Bibit semaian batang bawah telah berumur 3-5 bulan. Lazimnya berumur 5nulan yang leh mudah dapt juga digunakan asal pertumbuhan dan batangnya sudah cukup besar.

- Diamer batang sebesar pensil atau telah mencapai diameter 8- 12mm diukur pada pangkal batang

- Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada stadia daun tua.

4.2. - Batang atas atau entres

Entres atau kayu okulasi hijau digunakan tunas-tunas atau taruk-taruk hijau yang ujungnya berdaun yang telah mempunyai diameter 1-1,5 cm dan daun-daun pada karangan daun diujung telah berwarna hijau dan masih lemah. Untuk memproleh taruk-taruk hijau pohon batang atas atau pohon entres dipangkas beberapa cm diatas karangan mata, karena pemangkasan tersebut akan tumbuh sejumlah tunas-tunas dari karangan mata yang dibiarkan tumbuh hingga 5-6minggu. Tunas-tunas ini segera dipanen sebagai kayu okulasi hijau.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi yaitu:

a. Keterampilan, kebersihan dan kecepatan mengokulasi

b. Pemilihan entres atau kayu okulasi dengan mata tunas yang masih dorman

c. Keadaan iklim pada musim kemarau tanaman karet mengalami gugur daun, kurang baik untuk pengokulasian karena adanya gangguan visiologis. Yang baik adalah pada awal dan akhir musim penghujan, pada musim hujan juga tidak baik, air hujan dapat meresap pada luka okulasi yang dapat mengakibatkan busuk. Kelembaban tinggi baik untuk perkembangan jasad renik pada sisa-sisa latex dari luka okulasi, ini dapat dapat menyebabkan kegagalan pengokulasian.

Rabu, 16 Maret 2011

Aplikasi Pupuk Nongfeng Hi Tech Untuk Tanaman Karet

Aplikasi Pupuk Nongfeng Hi Tech Untuk Tanaman Karet

Dosis pemakaian Pohon Karet usia bibit (masih di polybag) :
• per 1 liter air : Gunakan Pupuk Nongfeng Daun 5 gram / liter air ditambah AAPlus 2 ml / liter air. Interval pemakaian disemprot 1 minggu sekali. Bila ingin cepat pertumbuhannya, 1 bulan sekali ditambah Power Gibs 1 gr / 14 liter air.
• Pada saat musim hujan, tambahkan Fungisida yang mengandung Mankozeb (sesuai dosis anjuran)

Dosis pemakaian Pohon Karet usia muda / sudah pindah ke lahan :
• Pada usia 1 - 3 tahun, gunakan Pupuk Nongfeng Hijau 15 gram (1 sendok makan) per pohon dengan cara kecik / tebar + 30 cm dari pangkal. Interval pemakaian 1 bulan sekali.
• Pada umur 4 - 6 tahun, gunakan Pupuk Nongfeng Hijau 30 - 45 gram (2 - 3 sendok makan). Pupuk Nongfeng Hijau ini merupakan pupuk dengan komposisi seimbang untuk memperkuat akar, mempercepat pembesaran diameter batang pohon dan menyuburkan daun serta meningkatkan fotosintesis. Sehingga bisa meningkatkan daya tahan terserang penyakit (biasanya diameter 15-20 cm baru disadap, walaupun ada juga yang diameter 12 cm sudah disadap)

Dosis pemakaian Pohon Karet usia dewasa / sadap (bisa dipilih):
• Cara pertama : Bisa gunakan Pupuk Nongfeng Hijau 1-2 sendok makan per pohon (bila tanaman sehat). Sedangkan untuk tanaman yang malas keluar getah, gunakan dosis 2-3 sendok makan. Interval pemakaian 1 bulan sekali. Bila ingin hasil yang lebih, interval 1-2 minggu sekali.
• Cara kedua : Bisa gunakan Pupuk Nongfeng 2 Plantsafe 1 pack untuk 2 pohon ( ditanam di tengah / diantara 2 pohon). Interval pemakaian 4-6 bulan sekali.

TAMBAHAN : Bisa gunakan Nongfeng Oles untuk meningkatkan hasil getah.
APLIKASI

Kamis, 10 Maret 2011

BUDIDAYA KARET

Produktifitas Usahatani Karet

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi
cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet
terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya .

SYARAT TUMBUH

Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah
dan iklim sebagai berikut:

- Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut,
suhu optimal 280 c.

- Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut
dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah
bervariasi dari 3,0-8,0

- Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari.

Karet cukup baik dikembangankan di daerah lahan kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, Mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, Dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan Memiliki prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah China membuka pasar baru bagi karet Indonesia.

P E M B I B I T A N

Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan sbb:

- Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar
1/2 - 3/4 cm.

- -Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata
diambil dari ketiak daun.

- Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit
jendela dan kambium

- Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang
tebalnya 0,04 mm.

- 2 minggu setelah penempelan, penbalut dibuka dan periksalah perisai.

- Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan
arah pemotongan miring.


Klon-klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah:

GTI, LCB 1320 dan PR 228.



PENANAMAN


Lahan/kebun diolah sebaik mungkin sebelumnya .

Lakukan pengairan untuk mengatur letak tanaman dalam barisan.

Luka potong akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F
dosis 125 mg ditambah dengan air 0,5 ml untuk satu stump.

Pembungkus okulasi dilepas agar tidak mengganggu pertumbuhan dan bibit
siap ditanam.

PEMELIHARAAN


Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam pengambilan unsur hara.


Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati sampai dengan tanaman telah berumur 2 tahun pada saat musim penghujan.

Tunas palsu harus dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 2 minggu
sekali, sedangkan tunas lain dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian
1,80 m.


Setelah tanaman berumur 2-3 tahun, dengan ketinggian 3,5 m dan bila belum
bercabang, perlu diadakan perangsangan dengan cara pengeratan batang,
pembungkusan pucuk daun dan pemenggalan


Lakukan pemupukan secara intensif pada tanaman baik pada kebun
persemaian, kebun okulasi maupun kebun produksi, dengan menggunakan
pupuk urea, TSP, dan KCL. Dosis pupuk disesuaikan dengan keadaan/jenis
tanah.

Hama-hama penting yang sering menyerang karet adalah:

Pseudococcus citri
Pengendaliannnya dengan menggunakan insektisida jenis Metamidofos, dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05 -0,1%.

Kutu Lak (Laeciper greeni) Dapat diberantas dengan insektisida Albolinium (Konsentrasi2%) ditambah Surfactan citrowett 0,025%.



Penyakit-penyakit yang ditemui pada tanaman karet adalah: penyakit embun
tepung, penyakit daun, penyakit jamur upas, penyakit cendawan akar
putih-dan penyakit gugur dawn: Pencegahannya dengan menanam Klon yang
sesuai dengan lingkungan dan lakukan pengelolaan , tanaman secara tepat
dan teratur:


PENYADAPAN


Penyadapan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan
sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain:
- Pembukaan bidang sadap dimulai dari kiri atas kekanan bawah, membentuk
sudut 300.
- Tebal irisan sadap dianjurkan 1,5 - 2 mm.
- Dalamnya irisan sadap 1-1,5 mm.
- Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 - 7.30 pagi.

Inovasi teknologi tanaman pangan sebagai tanaman sela pada masa tanaman karet belum menghasilkan (TBM) dapat diterapkan. Pola tanam tanaman pangan disesuaikan dengan kondisi iklim atau curah hujan, yaitu padi - jagung – kedelai atau kacang tanah – kacang tunggak atau kacang uci. Tanaman pangan ditanam berjarak 1 m dari barisan karet, sedangkan tanaman karet ditanam dengan jarak 6 m x 3 m.

Manfaat inovasi ini adalah: bagi perkebunan rakyat, penerapan pola tanaman sela ini akan meningkatkan intensitas pemeliharaan kebun, Tanaman sela ditanam pada lahan gawangan sepanjang tahun, sehingga dapat pula berfungsi sebagai tanam penutup tanah untuk mengendalikan erosi dan pertumbuhan gulma, Memberikan pendapatan petani pada masa TBM, dan Memperbaiki struktur tanah.

Untuk mengoptimalkan pendapatan usaha perkebunan karet, telah ditemukan beberapa klon karet yang unggul dalam menghasilkan lateks dan kayu.

Klon IRR 5

Potensi keunggulan :

Pertumbuhan cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

Rata-rata produksi 1,8 ton/ha/tahun.

Lilit batang 51,7 cm pada umur 5 tahun.

Kadar karet kering (KKK) 34,5%.

Lateks sangat sesuai diolah menjadi SIR 3 WF, SIR 5 dan SIR 10.

Resisten terhadap gangguan penyakit gugur daun Colletotrichum dan Corynespora.

Pada daerah beriklim basah, klon IRR 5 digolongkan moderat terhadap gangguan penyakit cabang (jamur upas) dan mouldirot.

Klon IRR 42

Potensi keunggulan:

Pertumbuhan cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

Rata-rata produksi 5,68 kg/pohon/tahun.

Lilit batang 51,4 cm pada umur 5 tahun.

Resisten terhadap penyakit gugur daun Colletotrichum, Corynespora dan Oidium.

Kadar karet kering (KKK) 36,5%.

Lateks dapat diproses menjadi SIR-5.

Klon IRR 118

Potensi keunggulan:

Pertumbuhannya cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

Rata-rata produksi 2,1 ton/ha/tahun.

Lilit batang 48,9 cm pada umur 5 tahun.

Lateks dapat digunakan untuk produksi SIR 3 CV dan produk RSS, serta SIR 3L, SIR 5 dan SIR 10/20.

Cukup tahan terhadap penyakit Corynespora dan Colletotrichum.

Karet Busa Alam

Karet busa sintetis umumnya dibuat dari karet EVA/poliuretan karena ringan dan murah. Konsumsi busa sintetis di dalam negeri setiap tahun berkisar 19 juta lembar (Rp47 miliar), busa plastik 722.000 m2 (Rp665 juta), dan busa jok mobil 4.500 unit (Rp186 juta).

Proses produksi busa sintetis berisiko tinggi karena bahan bakunya (isosianat) beracun dan bersifat karsinogenik. Kondisi ini menyebabkan permintaan terhadap busa alam meningkat.

Busa alam lebih unggul dibanding busa sintetis dalam hal kenyamanan dan umur pakai. Untuk memberikan nilai kepegasan yang sama, busa alam hanya memerlukan ketebalan sepertiga dari busa sintetis.

Kelembagaan Industri Barang Jadi Karet

Berbagai produk karet keperluan umum telah mampu dihasilkan oleh industri berskala UKM atau perajin di perkotaan. Peralatan yang digunakan relatif sederhana sehingga produk yang dihasilkan umumnya bermutu kurang baik. Namun demikian pangsa pasarnya cukup besar yakni kalangan menengah ke bawah.

Dalam operasionalnya, perajin didukung oleh pihak penyedia kompon dan cetakan. Produksi biasanya berdasarkan pesanan dan produk dipasarkan oleh pihak lain (mediator atau pedagang antara). Barang jadi karet yang dihasilkan oleh UKM antara lain adalah sol sepatu, seal/gasket, onderdil mobil/ motor, serta asesori furnitur/ rumah tangga.